DARUBA, NUANSA – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pulau Morotai, Siti Samiun Maruapey, angkat bicara terkait aktivitas pengerukan kerikil di sungai Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur oleh PT Labrosco.
Ia menilai, aktivitas pengerukan kerikil di sungai akan berdampak baik terhadap masyarakat sekitar. Sebab dengan adanya pengerukan tersebut, maka secara otomatis sungai menjadi ternormalisasi. Sehingga itu, jika terjadi banjir bandang, maka sungai tidak lagi meluap ke pemukiman warga.
“Pengerukan kerikil itu sama halnya lokalitas sungai namanya. Jadi itu dianggap lebih bagus karena dengan adanya pengerukan kerikil itu berarti sungai kembali normal dan jalan air lebih bagus sehingga tidak meluap,” kata Siti Samiun, Senin (1/7).
Namun begitu, pihaknya akan menghentikan aktivitas penambangan batuan kerikil yang dilakukan oleh pihak perusahaan jika pengerukan itu dilakukan di pinggiran sungai. Sebab, hal itu dianggap menyalahi aturan dan dilarang.
“Tapi mereka lakukan pengerukan itu di tengah-tengah sungai, jadi sah-sah saja karena itu sama halnya normalisasi sungai, sehingga tidak masalah. Tapi ukurannya paling lebar itu 3 setengah meter, itu tidak boleh lebih, yang mereka lakukan itu normalisasi sungai jadi itu lebih menguntungkan,” ujarnya.
Siti menerangkan, izin pengerukan kerikil itu telah dikoordinasikan dengan pihak pemerintah kecamatan dan warga pemilik lahan. Di mana, izin pengerukan itu dilakukan di area sungai seluas 300 meter dengan kedalaman galian material sedalam 2 hingga 3 meter.
“Karena izin pengerukan yang dikeluarkan itu hanya seluasnya 300 meter dengan rencana galian sedalam 2-3 meter. Sehingga pengambilan material kerikil kalau dikali 300 M2 X 2-3 m2 maka kurang lebih 750 kubik yang diambil material kerikilnya oleh pihak penambang,” terangnya.
Sebelumnya, informasi yang diterima Nuansa Media Grup (NMG), banjir bandang yang baru-baru ini terjadi di Desa Sangowo Barat dan sejumlah desa sekitarnya, bukan karena luapan air sungai Desa Sangowo Barat (di area pengerukan kerikil). Tetapi, luapan air hingga ke rumah-rumah warga itu, karena terjadinya banjir di beberapa sungai-sungai kecil lainnya di wilayah sekitar, yakni Sungai Ake Dudu di Desa Sangowo Barat, Sungai Ake Lepa Desa Sangowo, Sungai Ake Siso dan Sungai Ake Cububu di Desa Sangowo Timur.
“Banjir ini dari sungai kecil yang ada di belakang kampung, mungkin sungainya meluap sehingga berdampak ke sini,” kata Jainudin Sibua, salah satu warga Sangowo Barat, Rabu (26/6) lalu. (ula/tan)