JAILOLO, NUANSA – Status Tanggap Darurat bencana erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat dialihkan menjadi Transisi Darurat Pemulihan. Hal itu disampaikan Ketua Satgas Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ibu, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono usai rapat evaluasi, Kamis (4/7).
Menurutnya, status tanggap darurat erupsi Gunung Ibu telah dinyatakan selesai. Sehingga berdasarkan hasil rapat, pihaknya akan memulangkan para pengungsi. Namun sebelum dipulangkan, satgas melakukan sosialisasi kepada para pengungsi.
“Jadi pada dasarnya, langkah-langkah yang dilakukan pasti kita sosialisasikan ke pengungsi, karena secara bertahap pengungsi dipulangkan ke desanya masing-masing, tentu kelanjutannya kita koordinasikan dengan PVMBG terkait perkembangan aktivitas erupsi Gunung Ibu. Apabila erupsi ini meningkat atau pun membahayakan, tentunya kita mengambil langkah-langkah strategis untuk mengamankan masyarakat,” ujarnya kepada awak media.
Untuk data terakhir, kata dia, pengungsi yang masih bertahan di camp pengungsian tercatat berjumlah 2.051 jiwa.
“Untuk pemulangan mandiri pasti ada walaupun tidak kami rekomendasikan. Tentunya kita koordinasikan dengan PVMBG agar bagaimana rekomendasi jarak dari erupsi Gunung Ibu itu mereka kembali ke rumah tanpa kami koordinir, tentunya ada hal-hal yang perlu diantisipasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ibu, Kristianto, menyatakan seperti diketahui pada tanggal 21 Juni, pihaknya sudah menurunkan status erupsi Gunung Ibu dari awas ke level siaga. Tentu direkomendasikan aman di luar radius 4 km+ sektoral 5 km.
“Penduduk saat berada pada status awas, berada pada sektoral 7 km dan diundurkan 5 km. Saat ini sudah berada di kondisi yang aman, karena kita melihat evaluasi tingkat ancaman pada erupsi tersebut,” ujarnya.
“Kami akan evaluasi terus, karena sampai saat ini tingkat aktivitas gunung berada pada level III. Artinya masih potensi lontaran atau pun potensi awan panas. Namun saat ini belum terjadi, sehingga hal-hal tersebut perlu diatasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi informasi yang disampaikan PVMBG agar tidak masuk dalam radius 4 km plus 5 km sektoral.
“Kemudian, masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu, karena dalam kondisi seperti ini banyak sekali isu-isu yang tidak bertanggung jawab atau hoax. Seperti membagikan gambar-gambar gunung api tapi bukan Gunung Ibu. Untuk hal-hal seperti itu, tetap harus koordinasi dengan aparat setempat, kalau perlu pos pengamatan Gunung Ibu tetap mewaspadai potensi ancaman banjir lahar dingin,” tandasnya. (adi/tan)