Oleh: Trisna Amrida
_____
SISTEM pendidikan yang baik akan menciptakan SDM yang unggul dan membuat suatu negara menjadi maju. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka negara tersebut semakin maju. Sebaliknya semakin rendah kualitas sistem pendidikan suatu negara maka negara tersebut akan terbelakang.
Pendidikan merupakan proses membentuk sosok individu sebagai sumber daya manusia yang berperan besar dalam proses pembangunan berbangsa dan bernegara. Oleh karena peran pendidikan sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.
Miris. Data BPS Provinsi Maluku Utara menerangkan untuk data APM (angka partisipasi murni) SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA itu mengalami penurunan per tahun 2023. SD/MI ada di angka 97,36 %. SMP/MTs menurun menjadi 78,53 % dan SMA/MA ada di angka 65,75%.
Sedangkan presentasi menurut usia 19-24 Thn yang masih sekolah, hanya ada di angka 28,78 %. Lalu Angka Partisipasi sekolah anak secara umur di usia 19-24 Thn ada di angka 32,19%. Ini menandakan minat sekolah anak masih sangat rendah dan sangat disayangkan.
Maluku Utara, dalam pembacaan penulis tentunya ada banyak faktor yang mempengaruhi. Misalnya sarana prasarana juga akses atau jangkauan sekolah yang memerlukan biaya. Kurangnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil merupakan salah satu penyebab utama rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia, terkhusus di Maluku Utara. Banyak daerah terpencil yang tidak memiliki akses mudah ke sekolah, sehingga anak-anak di daerah tersebut kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Siapa sangka, ada banyak sekali daerah di Maluku Utara yang butuh perhatian lebih. Gedung tempat belajar yang sangat tidak memadai, akses untuk menjangkau sekolah pun ada yang sampai berkilo-kilo sehingga mengharuskan siswa maupun guru harus menghabiskan tenaga dengan berjalan kaki, naik sepeda motor atau bahkan ketinting untuk sampai ke sekolah.
Lebih urgen adalah minat atau motivasi sekolah anak juga kian kurang digalakkan. Ditambah dengan modernisasi yang memudahkan banyak akses media sosial menjadikan pergaulan bebas anak sangat rentan sehingga menyebabkan anak menjadi kerdil dalam melihat esensi sekolah atau bangku pendidikan.
Stigma yang dibangun di masyarakat pun seringkali menilai bahwa sukses adalah milik mereka yang memiliki uang berlimpah, atau tendensi diskriminasi pada perempuan bahwa “sekolah tinggi pun hasilnya perempuan tetap akan di dapur”. Hal-hal ini juga bagian yang merupakan kesalahan peran orang tua dalam mendidik, kesalahan peran sekolah dalam mendidik, peran masyarakat yang belum memahami tanggung jawabnya, peran media yang mempertontonkan hal negatif dan kondisi terkini dengan kebiasaan baru tentu saja ini menjadi pukulan psikologis bagi anak. Sehingga mengenyam bangku pendidikan menjadi nomor sekian dalam pilihan hidup.
Ada banyak anak yang setelah menamatkan SMP atau SMA lebih memilih mencari pekerjaan untuk menghasilkan uang dibandingkan melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi. Paradigma berpikir bahwa kuliah hanya menghabiskan uang dan waktu membuat banyak anak memilih mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan dibandingkan kuliah.
Maka jangan salahkan, jika angka putus sekolah dan penyandang buta aksara di rentan usia 17 tahun ke atas tetap meningkat per tahunnya. Dan ini harus disadari bahwa hal tersebut adalah PR bersama d iberbagai sektor.
Anak-anak perlu memahami esensi pendidikan bukan hanya sekadar mendapatkan gelar. Lebih dari itu adalah pembentukan karakter. Juga bertujuan untuk mengelola sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.
Menghadapi dunia modern yang juga kian kompleks menuntut kita untuk mengenyam pendidikan. Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi masa depan. Sekolah dengan berbagai tujuan serta urgensinya adalah tempat di mana pengetahuan, penanaman dan penjagaan moral serta karakter, keterampilan sosial, kreativitas, dan inovasi semua digabungkan menjadi fondasi kehidupan.
Berdasarkan faktor di atas, ke depannya orang tua, guru, sekolah atau kampus, pemerintah perlu bekerja sama dan bekerja keras membentuk lingkungan yang baik untuk menghadirkan minat sekolah anak. Belakangan, telah banyak juga bermunculan komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, tentunya ini membantu pula pembentukan lingkungan yang baik untuk meningkatkan minat sekolah anak.
Selain itu, pemerintah juga tetap harus berusaha dalam manajemen dan menghadirkan sarana dan prasarana yang memadai, mendorong perbaikan akses menuju sekolah lebih efektif serta menyediakan ruang kebutuhan sekolah yang lebih mudah.
Sebab, ketika seorang anak mendapatkan pendidikan yang baik, mereka juga akan memiliki akses pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu mereka dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, membangun karier yang sukses, dan berkontribusi kepada masyarakat. (*)