TERNATE, NUANSA – Pengurus Daerah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Ternate melalui Bidang Humas menggelar pelatihan menulis opini, di RQN, Kamis (18/7).
Pelatihan ini bertujuan membantu peserta dalam mengembangkan potensi di bidang menulis. Dalam pelatihan ini, Humas KAMMI Ternate menghadirkan narasumber dari internal KAMMI. Sebut saja, Trisna Amrida.
Trisna menggambarkan seputar opini yang sangat ringkas, padat dan terbilang sangat jelas. Sehingga memicu semangat para peserta dalam menekuni dunia menulis. Usai memberikan materi, peserta pun mengajukan tangan untuk bertanya seputar tips dan motivasi dalam menulis opini.
Ketua Bidang Humas KAMMI Ternate, Hilda Hismiyati, mengatakan biasanya pemateri dari laki-laki yang diundang, dan merupakan orang di eksternal KAMMI. Namun, kali ini pihaknya menghadirkan pemateri dari internal KAMMI, khususnya perempuan.
“Alasan kami mengundang beliau karena selain menambah ilmu tentang dunia menulis opini, juga ingin menambah motivasi kepada kader-kader untuk semangat menulis terutama bagi yang pemula, terkhusus teman-teman akhwat KAMMI yang sampai saat ini masih belum memulai menulis. Mereka beralasan tulisannya jelek dan tidak menarik untuk dibaca oleh orang lain,” ujar Hilda kepada Nuansa Media Grup (NMG).
Selain itu, kata dia, narasumber juga memberikan penjelasan terkait jurnalistik dan tugas kehumasan dalam sebuah organisasi. Pemateri juga menerangkan tiga syarat dalam menulis opini, yakni konstektual, fakta, dan fresh. Pemateri menjelaskan secara terstruktur dari ketiga syarat tersebut, kemudian disertai contoh.
“Karena itu, diharapkan dengan kegiatan ini, selanjutnya akan ada hasil yang diperoleh dari Humas KAMMI Ternate berupa lahirnya para penulis dengan ide-ide terbaik dari KAMMI Ternate, mengingat semangat kader dalam menghadirkan tulisan mulai melemah, baik dari komisariat maupun pengurus daerah,” kata Hilda.
Ia pun menambahkan, sebelum demisioner setidaknya Trisna sudah menghasilkan sebuah tulisan yang berhasil dimuat di media massa, sekalipun hanya berupa opini.
“Yang jelas, selama kepengurusan tidak ada kontribusi berupa tulisan, maka sejatinya kita sudah stagnan dalam pergerakan secara pembaca humas organisasi,” tandasnya. (tan)