Polmas  

Warga Morotai tak Ingin Punya Karakter Pemimpin Seperti Benny Laos

Benny Laos. (Istimewa)

DARUBA, NUANSA – Ribuan warga di Kabupaten Pulau Morotai berharap tak ada pemimpin yang terpilih di pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2024 yang punya karakter kepemimpinan seperti mantan bupati Benny Laos. Warga mengaku, kehidupan di Morotai dari berbagai sektor menjadi sangat sulit di bawah kendali Benny Laos.

Hal itu disampaikan sejumlah emak-emak dalam kegiatan deklarasi 1.000 relawan Bravo24 dan Rusli-Rio di Desa Sangowo Timur, Kecamatan Morotai Timur, Rabu (7/8).

Warga Morotai saat menghadiri deklarasi relawan Bravo24 dan RR24. (Zunajar/NMG)

Torang cuma mau Ko Uci (Rusli Sibua) jadi bupati. Kalau bupati sama deng dia Benny Laos itu torang sudah rasa dia pe susah, apalagi dia pe anak buah yang jadi. Makanya torang tidak mau bupati sama dengan dia (Benny Laos) lagi,” kata Ijah, salah satu warga setempat.

Sementara itu, Ketua Relawan Bravo Pulau Morotai, Fadli Djaguna, dalam orasinya menyampaikan bahwa berdasarkan hasil lembaga survei Poltracking Indonesia di Morotai, Rusli Sibua dan Rio Christian Pawane unggul di angka 86,3 persen.

“Secara tidak langsung ini menunjukan bahwa kecintaan warga Morotai terhadap Rusli-Rio sangat besar. Sehingga dengan izin Allah SWT, kami yakin dan percaya Rusli-Rio menang sebagai bupati dan wakil bupati Morotai serta Aliong Mus-Sahril Tahir juga menang sebagai gubernur dan wakil gubernur di pilkada 2024 ini,” ujarnya.

Fadli juga mengajak kepada warga Morotai agar tidak memberikan peluang kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab serta dapat merebut kekuasaan yang zalim ini dengan memenangkan Rusli-Rio sebagai bupati dan wakil bupati di pilkada nanti.

“Kalau saya mau hitung-hitung uang yang berputar selama lima tahun di Morotai ini ada Rp4,2 triliun. Itu uang yang berputar sejak saudara BL (Beny Laos) jadi bupati sampai akhir masa jabatannya, dengan misi Morotai Bangkit dan saat ini dilanjutkan, Morotai Bangkit Jilid II,” terangnya.

“Yang dilihat sejak masa jabatan BL itu yang ada cuma kebangkrutan, bukan bangkit. Dia meninggalkan kebangkrutan semuanya. Pedagang gulung tikar, semua pengusaha lokal gulung tikar, orang-orang yang di pasar mendapatkan efek dari kebijakan pemerintah. Jadi kalau hari ini bilang Bangkit jilid II, maka jawaban saya itu Bangkrut jilid II, bukan bangkit,” sambungnya menegaskan. (ula/tan)