Polmas  

Gagal Berlayar di Pilkada Halmahera Selatan, Eka Dahliani Tuding Jasri Dalangnya

Eka Dahliani Abusama. (Istimewa)

LABUHA, NUANSA — Peluang Eka Dahliani Abusama untuk maju sebagai calon bupati Halmahera Selatan di pilkada 2024 berakhir kandas. Akibatnya, istri mendiang Usman Sidik itu gagal berlayar di pilkada Halmahera Selatan.

Eka semula didorong maju pilkada dengan menggunakan perahu PKB. Namun di tengah perjalanan, PKB justru menarik dukungan dan mengusung Ketua DPW PKB Maluku Utara, Jasri Usman.

Terkait itu, Eka menuduh Jasri Usman dalang dibalik skenario dirinya kandas maju di pilkada Halmahera Selatan.

Eka mengatakan, awalnya ia diminta oleh Jasri dan sejumlah pengurus PKB untuk maju di pilkada Halmahera Selatan. Namun, Eka merasa bahwa dirinya masih hijau untuk urusan politik.

Eka juga beralasan masih berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS), tetapi Jasri dan sejumlah pengurus terus merayunya dengan alasan menggantikan sang suami melanjutkan sejumlah program yang belum sempat ditunaikan. Eka saat itu dalam kondisi berduka pasca ditinggal mendiang Usman Sidik, tapi ia langsung menyetujui tawaran tersebut.

“Semua harus catat bahwa saya ada di dunia politik ini karena PKB, mereka yang setting saya, katanya PKB tidak ada figur. Bahkan mereka bilang PKB bagaikan anak ayam kehilangan induk, jadi ibu haja yang harus maju,” tutur Eka sambil meneteskan air mata.

Kala itu, Jasri cs kemudian menawarkan sejumlah syarat jika Eka maju bertarung sebagai calon bupati menggunakan kendaraan PKB. Syarat itu adalah menanggung dana saksi partai pada pileg 14 Februari 2024. Eka pun menyanggupi dana saksi partai dengan memberikan uang ratusan juta rupiah yang diajukan PKB.

Tak hanya itu, kata Eka, Jasri juga sering meminta uang tiket kepada Eka dengan alasan mengurus rekomendasi di DPP PKB. Jasri bahkan meminta uang dan tiket ke Bali pada akhir 2023 lalu.

Tak pikir lama, setiap permintaan Jasri selalu dipenuhi dengan harapan dirinya dibantu agar maju dengan kendaraan PKB di pilkada Halmahera Selatan. Tak ayal, bukannya direkom langsung, ia tetap diminta untuk ikut tahapan penjaringan di PKB.

Eka kemudian mengikuti tahapan mulai dari DPC hingga DPP PKB. Nahasnya, Eka kini menjadi korban skenario Jasri Usman. Sebab di masa injury time yang ditentukan DPP PKB atau tepatnya dua minggu lalu, ternyata rekomendasi PKB telah diserahkan ke Jasri.

“Jadi waktu saya ketemu dengan Ketua DPC PKB Pak Muslim, dan Pak Muslim bilang sendiri bahwa nama saya sudah tidak ada lagi di PKB dan yang dibahas hanya Jasri yang maju di Halmahera Selatan,” tuturnya.

“Saya kemudian (chatting) WhatsApp ke Jasri, bagaimana saya dipotong di injury time? Kalian yang setting saya untuk berada di dunia politik, kenapa sekarang kalian yang potong saya di injury time,” sambung Eka.

Eka lantas menyayangkan skenario yang dibuat Jasri cs. Sebab, dirinya telah berjuang sejauh ini, bahkan segalanya telah dikorbankan baik materi maupun waktu.

“Kenapa dari awal tidak bilang kalau Jasri maju, kan saya tidak perlu maju karena masih ada kerja. Saya masih aktif di birokrasi waktu itu, sekarang bayangkan dari Januari sampai Agustus saya tinggalkan pekerjaan cuman masuk di dunia politik ini. Bayangkan bagaimana usaha saya saat itu, saya sudah berjuang, saya sudah turun ke lapangan, saya sudah konsolidasi partai di Jakarta, tapi PKB tidak mendukung saya,” ucapnya dengan nada kecewa.

Bahkan kata dia, mendiang Usman Sidik disebut tidak punya legacy ke PKB.

“Jadi untuk saya pribadi dan keluarga, PKB di Halmahera Selatan sudah mati dibawa bersama almarhum, karena almarhum yang sudah berbuat banyak untuk partainya, tapi dianggap tidak punya legacy atau tidak berbuat apa-apa untuk PKB,” tandasnya, seraya meminta segala atribut PKB yang masih menggunakan foto mendiang suaminya agar diturunkan. (tan)