JAILOLO, NUANSA – Seorang pria berinisial M (25 tahun) ditemukan tewas gantung diri di mebel kayu yang terletak di Desa Tedeng, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat. Korban merupakan wiraswasta asal Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Kapolres Halbar, AKBP Erlicshon Pasaribu melalui Kepala Seksi Humas IPTU Yuherson Dodowor ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (4/9) membenarkan kejadian tersebut.
Yuherson menuturkan, awalnya sekira pukul 20.00 WIT, korban bersama 3 temannya Billy (24), Ernest (27) dan Rangga, nongkrong di kamar milik korban. Sekitar pukul 00.00 WIT, saat kedua temannya sudah tertidur, korban memberitahukan kepada Billy bahwa ia hendak keluar untuk buang air kecil.
“Setelah itu, korban tidak kembali lagi. Saksi Billy mencoba menghubungi dia lewat WhatsApp sekitar kurang lebih 20 menit kemudian, tapi tidak ada respons. Saksi Billy terus mencoba menghubungi selama kurang lebih 3 jam, dan akhirnya saksi Billy memutuskan untuk kembali ke tempat tinggalnya di Desa Porniti sekitar pukul 03.30 waktu setempat,” jelasnya berdasarkan keterangan saksi.
Kemudian, kata Yuherson, sekira pukul 07.30 pagi, saksi Evi Kalo (pemilik mebel) pergi ke belakang rumah untuk membuang sampah di area sekitar mebel kayu. Sesampainya di sana, dia terkejut melihat korban sudah dalam posisi tergantung dengan kabel listrik.
“Saksi langsung panik, lari kembali ke rumah, dan memberi tahu teman-teman sekamar korban tentang kejadian tersebut,” tuturnya.
Yuherson menjelaskan, setelah saksi Ernest mendapat laporan dari saksi Evi, saksi Ernest langsung memeriksa lokasi kejadian untuk memastikan kebenaran informasi itu.
“Saksi Ernest langsung bergegas menghubungi keluarga korban dan pihak kepolisian,” tuturnya.
Yuherson menyatakan saat mendapat informasi tersebut, pihaknya menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan mobil Inafis.
“Setelah olah TKP, korban langsung dibawa ke RSUD Jailolo untuk divisum dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya.
Yuherson menyampaikan, menurut keterangan saksi yang diperoleh, korban mengidap penyakit mag akut yang apabila kambuh korban merasa cemas dan ingin melakukan hal hal yang berbahaya (mag tako-tako; istilah lokal).
Selain itu, sebelum korban melakukan gantung diri, kondisi korban sudah dalam keadaan mabuk alkohol.
“Jadi motif sementara diduga korban murni melakukan bunuh diri. Pihak kami menyarankan untuk dilakukan autopsi, namun pihak keluarga menerima dengan ikhlas kematian korban, sehingga menolak autopsi,” pungkasnya. (adi/tan)