Polmas  

Muhammad Kasuba Pilih Kampanye Perdana di Tanah Leluhur, Akademisi: Pilihan Cerdas dan Strategis

Muhammad Kasuba dan istrinya. (Istimewa)

TOBELO, NUANSA – Dukungan masyarakat Galela, Halmahera Utara, terhadap paslon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara, Muhammad Kasuba dan Basri Salama (MK-BISA), semakin kencang.

Hal ini dibuktikan saat calon gubernur dengan nomor urut 3 Muhammad Kasuba mulai kampanye di Tanah “Para canga dan O’Hongana Manyawa,” suku tertua di Maluku Utara pada Jumat (27/9).

Kedatangan Muhammad Kasuba didampingi istrinya Ny Diah Erawati disambut oleh ribuan simpatisan MK-BISA dengan semangat yel-yel “MK-BISA Menang, Halut Bungkus”. Juga dijemput dengan tarian cakalele.

Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Dr Sofyan Abas, menilai pemilihan lokasi kampanye perdana di Halmahera Utara oleh paket MK-BISA dinilai sebagai pilihan yang cerdas dan strategis.

Menurut dia, pilihan tersebut mengandung makna sejarah yang terkait langsung dengan tanah leluhur Muhammad Kasuba yang merupakan putra asli Tobelo-Galela.

Sofyan Abas bilang, Muhammad Kasuba merupakan satu-satunya calon kepala daerah dari etnis Tobelo-Galela, sehingga prosesi politik tak lepas dari kultural Tobelo-Galela.

”Ini bentuk penghormatan dan penghargaan Ustaz H Muhammad Kasuba kepada tradisi warisan leluhur mereka,” tuturnya.

Senada, tokoh masyarakat dan tokoh adat di Galela Ramadani Ismail mengungkapkan rasa bangganya atas kehadiran Muhammad Kasuba di Halmahera Utara.

Menurutnya, Halmahera Utara sebagai salah satu dari tiga wilayah di Maluku Utara memiliki tempat khusus di hati MK. Ramadani optimistis MK-BISA akan menang di wilayah yang merupakan basis tradisionalnya itu.

“Ustaz sangat mencintai Halut dan juga sangat dicintai oleh masyarakat Tobelo-Galela. Di pilgub sebelumnya ustaz selalu unggul, dan kita optimis di 2024 juga akan seperti itu,” tegasnya.

Ramadani menambahkan, masyarakat Halmahera Utara sangat antusias menyambut kedatangan Muhammad Kasuba, yang dianggap sebagai panutan suku Togale dan dipandang sebagai figur orang tua oleh warga Tobelo-Galela. (tan)