Polmas  

Kepala Kemenag Halut Diduga Arahkan Bawahannya Pilih Sherly-Sarbin, Akademisi Minta Bawaslu Bertindak

Sahril Torano. (Istimewa)

TOBELO, NUANSA – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Halmahera Utara, Abdurahman M Ali, diduga mengajak pegawai Kemenag dan para guru Madrasah Ibtidaiyah Desa Dokulamo, Kecamatan Galela Barat, untuk memilih salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara. Ajakan ini disampaikan Abdurahman saat peringatan Hari Santri Nasional, Selasa (22/10).

Ini terungkap dalam sebuah video berdurasi 7 menit 11 detik yang beredar di masyarakat. Dalam video tersebut, Abdurahman mengajak para guru untuk memilih calon gubernur nomor urut 4, Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe. Sebagai informasi, Sarbin Sehe adalah mantan Kepala Kanwil Kementerian Agama Maluku Utara.

“Kita orang kementerian (Kemenag) harus solid. Saya ingin menyampaikan kepada teman-teman bahwa provinsi (calon gubernur) itu kita berada pada sila ke 4 (nomor 4), karena di situ ada orang Kementerian Agama (Sarbin Sehe),” ucapnya dalam video tersebut.

Ia mengatakan, orang Kementerian Agama harus solid dan kuat dan jangan terpecah-belah. Dalam video tersebut, Abdurahman juga mengajak para guru untuk tidak memilih paslon lain.

“Dibayar atau tidak harus pilih. Jangan bapikir hanya MK (Muhammad Kasuba), cukup sudah. Pandai ini bukan cuma Kasuba, lihat saja pada akhirnya korupsi. Jadi cukup sudah,” tuturnya.

Selain calon gubernur, Abdurahman juga mengatakan di Halmahera Utara sudah ada satu paslon yang bersilaturahmi dengan dirinya. Paslon tersebut adalah Steward-Maskur. Abdurahman kembali mengajak agar memilih sila ke 2 sesuai dengan nomor urut Steward-Maskur.

“Karena sudah kesepakatan saya ingin menyampaikan bahwa ngoni (kalian) bantu saya di sila ke 2, kalau tidak saya juga tidak bantu ngoni ke depannya,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Kemenag Halut Abdurahman M Ali saat dikonfirmasi terkait video tersebut tak menampik. Abdurahman mengatakan bahwa sila ke 4 dan sila ke 2 tidak berhubungan dengan kandidat.

“Sila ke 4 dan sila ke 2 itu hanya pembinaan secara internal. Saya tahu kapasitas saya sebagai ASN dan tidak mungkin saya berkampanye. Memang ada yang datang bersilaturahmi dengan saya, tapi bukan dalam konteks politik,” katanya.

“Siapa saja yang bisa sesuai dengan misi Kementerian Agama, kita siap,” sambungnya.

Sikap Kepala Kemenag Halut ini justru mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Salah satunya dari akademisi IAI As-Sidiq Kie Raha Maluku Utara, Sahril Torano.

Menurut Sahril, cara-cara yang dipertontonkan oleh Kepala Kemenag Halut sangat norak dan tidak etis.

“Sebagai kepala urusan agama, seharusnya memberikan contoh kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga suasana aman, tenteram dan teduh dalam menghadapi pesta demokrasi di Maluku Utara. Namun apa yang dilakukan oleh Kepala Kemenag Halut ini justru membuat kegaduhan dan sangat norak,” ujarnya.

Karena itu, Sahril meminta kepada Bawaslu Halut agar menindak tegas dugaan ketidaknetralan Kemenag Halut ini. Dengan begitu, bisa menjadi efek jera buat ASN yang lain untuk tidak bermain-main terhadap regulasi.

“Bawaslu jangan boba-coba pilih kasih dalam urusan penindakan,” tegas Sahril yang juga mantan tim seleksi Bawaslu ini. (fnc/tan)

Exit mobile version