TERNATE, NUANSA – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Muhammad Syafei, angkat bicara terkait buruknya pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), Kelurahan Takome, Kecamatan Ternate Barat.
Menurutnya, salah satu penyebab sampah di TPA tak terkendali karena minimnya fasilitas alat berat. Sehingga saat ini yang tersisa hanya satu unit ekskavator tua yang beroperasi.
“Saat ini, alat yang masih beroperasi hanya satu unit ekskavator yang umurnya sudah di atas 12 tahun. Ekskavator ini sudah berulangkali dilakukan perbaikan, tapi jalan satu sampai dua hari rusak lagi,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (31/10).
Karena itu, dengan terpaksa pihaknya menyewa alat berat dari tempat lain yang tentunya diharapkan mempengaruhi efisiensi pengelolaan sampah di TPA.
“Sebelumnya ada bantuan dari Dinas PUPR, tapi lagi-lagi kondisi alatnya tidak maksimal jadi kita kembalikan,” katanya.
Selain itu, ia menambahkan, salah satu penyebab utama tingginya volume sampah di Ternate adalah dominasi sampah organik yang bercampur dengan jenis sampah lainnya. Masalah ini juga berimbas pada kenyamanan warga, di mana bau sampah yang menyengat menjadi keluhan utama.
“Yang bikin masalah di TPS setiap kelurahan dibongkar itu karena ada sampah organik yang bercampur di situ, yang besoknya sudah membusuk sehingga menyebabkan bau,” jelasnya.
Syafei menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab DLH, tetapi juga perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Kita harus melakukan pengurangan sampah, dan pengurangan sampah itu bukan hanya pemerintah, apalagi cuma DLH. Jadi harus ada kerja sama dengan semua pihak. Karena setiap hari kurang lebih 100 sampai 150 ton sampah yang masuk dan akumulasinya meningkat dari tahun ke tahun,” pungkasnya. (udi/tan)