TOBELO, NUANSA – Univeristas Hein Namotemo (Unhena) Kabupaten Halmahera Utara mewisuda 135 mahasiswa, Senin (25/11). Ini merupakan wisuda periode V tahun akademik 2023-2024 yang digelar Unhena. Dari 135 wisudawan, Unhena menetapkan 4 orang wisudawan lulusan terbaik.
Wisudawan terbaik itu di antaranya Stephany Salamena dengan IPK 3,78, Dela Riska Pattikawa 3,77, Hesly Nadya Ngangangor 3,76, dan Alfano Sosebeko, 3,75.
Dalam sambutannya, Rektor Unhena, Marthen D Boediman, mengatakan pada wisuda ini, Unhena meluluskan 135 orang mahasiswa dari 12 program studi. Dengan wisuda ini, maka lulusan Unhena telah berjumlah 491 orang. Tentu semua ini melalui kerja keras, dedikasi, dan ketekunan selama menempuh pendidikan di universitas ini.
Namun, ia mengingatkan bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru dalam kontribusi kepada masyarakat dan bangsa. Dalam menghadapi dunia kerja yang penuh dinamika, kemampuan untuk beradaptasi dan memiliki ketahanan mental menjadi sangat penting.
“Teruslah belajar, kembangkan diri, dan jangan pernah berhenti berinovasi. Jadilah agen perubahan yang membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar anda. Ingatlah bahwa kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari pencapaian pribadi, tetapi juga dari seberapa besar kontribusi anda bagi kesejahteraan bersama,” ucap Rektor.
“Kepada para orang tua dan keluarga, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada Unhena untuk mendidik putra-putri anda. Dukungan dan doa anda menjadi pilar penting dalam keberhasilan mereka. Semoga kebanggaan yang anda rasakan hari ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus mendukung generasi muda dalam meraih impian dan cita-cita mereka,” sambungnya.
Sementara, Ketua Yayasan Dr Hendriane Namotemo menyatakan pada tahun 2023, Maluku Utara mendapat pertumbuhan ekonomi tertinggi. Dengan pertumbuhan ini, sangat berdampak dan sudah bisa diramalkan yaitu terciptanya lapangan kerja yang cukup besar dari sektor pertambangan.
“Ternyata ada dampak yang tidak kita ketahui yaitu yang telah disampaikan rektor bahwa perguruan tinggi tidak lagi seksi. Untuk anak-anak muda masih ada jalur lain yang dipilih dan menjanjikan dari pada sekolah tinggi atau universitas,” ujarnya.
“Karena itu, kami berpikir tantangan baru saat ini adalah tumbuhnya lapangan kerja yang tak lagi mensyaratkan ijazah menjadi satu tantangan buat kita semua, terutama masyarakat dan orang tua, karena konteks ini mendapatkan uang tidak lagi menggunakan ijazah sarjana. Tetapi kita tetap meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di era perkembangan teknologi untuk menarik perhatian generasi muda untuk terus menempuh perguruan tinggi,” imbuhnya.
Senada juga disampaikan ketua panitia wisuda, Edom Bayau. Menurutnya, 135 mahasiswa yang telah diwisuda ini telah memenuhi syarat.
“Kami berharap mereka tetap menjaga nama baik kampus dan terus bernilai bagi orang di sekitar,” tutupnya. (fnc/tan)