Daerah  

Dua Pendukung Paslon Nyaris Adu Jotos, Bawaslu Morotai Minta Ruslan Lapor Polisi

Ilustrasi.

DARUBA, NUANSA – Pendukung dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Pulau Morotai, nyaris adu jotos, Senin (25/11) malam. Perisitiwa itu terjadi sekitar pukul 21.20 WIT di Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, tepatnya di sekitar area Hotel Molokai.

Mantan anggota DPRD Morotai, Ruslan Ahmad, sempat beradu mulut dengan sejumlah warga desa setempat. Ruslan, salah satu jurkam Deny-Qubais itu, bahkan nyaris terlibat baku pukul dengan sejumlah pemuda yang tengah duduk di sekitar Hotel Molokai.

Peristiwa ini disinyalir adanya saling ketersinggungan antara kedua belah pihak. Di mana, sejumlah pemuda tersinggung dengan ucapan Ruslan yang diduga menantang mereka untuk melakukan adu fisik. Sementara, Ruslan tersinggung dengan teriakan dari para pemuda yang dinilai mengarah ke dirinya.

“Awalnya anak-anak bergurau bataria (berteriak) ‘bunuh’ di arah motor-motor yang lewat. Tapi tujuannya bukan ke dia (Ruslan). Tapi dia menanggapi itu, dia bilang, ‘siapa yang mau baku bunuh’,” kata Haidir, salah satu warga sekitar.

Selepas itu, Ruslan langsung berlari ke arah hotel dan mengambil benda tumpul untuk melawan warga. Namun, sejumlah pemuda itu ikut kembali menentangnya. Ruslan kemudian lari berupaya mengamankan diri ke hotel.

Saat lari mengamankan diri, beberapa juta uang di sakunya Ruslan berhamburan di depan hotel. Puluhan timses paslon Deny-Qubais yang tengah berada di hotel pun kembali mengejar para pemuda tersebut. Aksi saling serang antar kedua kelompok pun terhindarkan.

“Dia (Ruslan) lari kemudian ambil alat, kakak saya juga ikut lari, kemudian torang serang balik dan dia lari ke hotel. Setelah itu, uangnya jatuh di jalan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pihaknya hanya meminta Ruslan untuk mengklarifikasi maksud ucapannya yang meminta untuk saling baku bunuh.

“Kalimat Ruslan yang menyebut kalian sudah bunuh berapa orang, ini yang bikin kami tidak terima,” jelasnya.

Sementara itu, Ruslan Ahmad di hadapan Ketua Bawaslu Morotai, Ramla Molle dan Kordiv HP2H, Mulkan Hi Sudin, mengatakan bahwa dirinya diancam oleh sekelompok pemuda simpatisan paslon Rusli-Rio.

“Gerombolan RR (Rusli-Rio) datang, lalu mereka bilang Ruslan torang (kami) malam ini harus bunuh pangana (kamu), torang (kami) harus pukul pangana (kamu) malam ini. Tiba-tiba saya secara spontan juga respons. Kalau kalian laki-laki, mari kita sama-sama maju sini satu per satu,” ujar Ruslan.

Ruslan sempat menghadapi satu orang, beberapa menit kemudian, beberapa orang menghampirinya. Ia kemudian berlari ke dalam hotel untuk mengamankan diri.

“Segerembolan pasukan RR mau pukul di kita (saya), kita pe doi kan taruh di popoje (saku celana), cuma karena popoje kecil, makanya jatuh itu doi. Jadi ini urusannya urusan pidana, bukan urusan pelanggaran pemilu. Ini soal nyawa torang, bukan soal urusan mau bayar sana bayar sini,” jelasnya.

Mendengar pernyataan Ruslan, Ketua Bawaslu Ramla Molle dengan spontan mengarahkan Ruslan agar persoalan ini harus dibawa ke pihak penegak hukum.

“Sudah ngoni lapor (polisi) saja,” tutur Ramla.

Senada, Kordiv HP2H Mulkan Hi Sudin menyarankan agar Ruslan segera melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian.

Ngoni bikin laporan polisi karena diancam,” ujar Mulkan.

“Berarti yang tadi kejadiannya ngana (Ruslan) duduk di situ lalu dorang datang penyerobotan?” tanya Mulkan ke Ruslan.

“Bukan penyerobotan tapi di situ diancam, ‘Ruslan, kita harus bunuh pangana malam ini sama kamu’,” jawab Ruslan meniru ucapan oknum pemuda setempat.

“Berarti bukan karena bagi-bagi duit jadi dong kamari?” tanya Mulkan lagi.

“Bukan karena bage-bage doi. Ini di hotel kong bage-bage doi bagaimana,” bantah Ruslan.

“Ok, sudah jelas,” tutup Ramla tanpa memintai keterangan dari pihak lainnya.

Terpisah, Kasi Humas Polres Morotai, Aipda Sibli Ruang, membenarkan adanya peristiwa pergesekan antara dua pendukung tersebut.

“Iya benar, cuma polisi sudah amankan dan warga bubar secara aman,” pungkasnya. (ula/tan)