Oleh: Ghadiza Chalil Tjan, Mudzilla Safhira, Siti Maisyarah Kamarullah, Didit Hi Umar
Mahasiswa Prodi Psikologi UMMU
__________________________
TOPIK yang akan dibahas pada edisi kali ini tentang “Psikologi Cinta”. Ini merupakan tugas dari mata kuliah Psikologi Sosial pada semester satu yang diampu oleh Syaiful Bahry, S.Psi., M.A pada Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Apa itu psikologi cinta?
Psikologi cinta adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perasaan, pikiran, dan perilaku manusia yang berkaitan dengan cinta. Menurut Ellen Berscheid, cinta adalah sebuah emosi kompleks yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan perilaku. Cinta dapat muncul dari adanya ketertarikan, kebutuhan, dan penilaian positif terhadap pasangan.
Kenapa mempelajari psikologi cinta itu penting?
Mempelajari psikologi cinta dapat membantu kita dalam membangun hubungan yang lebih baik, menemukan kebahagiaan dalam hidup, membuat keputusan yang lebih baik dalam hubungan, juga membuat kita lebih mengerti apa saja yang dibutuhkan oleh orang yang kita cintai. Hubungan yang dimaksud di atas tidak hanya untuk hubungan pasangan atau laki-laki dan perempuan saja, melainkan hubungan manusia dengan manusia lain yang melibatkan cinta, karena cinta merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia.
Psikologi cinta membahas berbagai macam aspek:
Keintiman Emosional
Cinta melibatkan kedekatan emosional yang mendalam, dimana individu merasakan koneksi yang kuat dengan pasangannya melalui rasa saling pengertian, dukungan, dan empati. Keintiman emosional adalah ketika seseorang merasa aman untuk membuka diri secara emosional kepada orang lain, dan merasa didengarkan, dimengerti, serta diterima tanpa rasa takut dihakimi. Keintiman emosional seringkali membutuhkan kepercayaan yang kuat dan komunikasi yang terbuka. Contohnya percakapan mendalam antara dua sahabat yang membahas tentang masalah keluarga sahabat yang lain.
Hasrat dan Ketertarikan Fisik
Hasrat dan ketertarikan fisik adalah salah satu komponen cinta yang memberikan dorongan biologis untuk mendekatkan diri dengan pasangan dan membentuk hubungan intim. Ketertarikan fisik ini seringkali bersifat spontan dan naluriah, meskipun tidak selalu harus diikuti dengan tindakan yang lebih jauh. Contohnya tatapan intens seseorang kepada orang yang disukainya bisa menggambarkan ketertarikan fisik.
Komitmen dan Loyalitas
Komitmen adalah suatu Keputusan yang dilakukan seorang pasangan untuk dapat bersama dalam waktu yang cukup lama. Hal ini melibatkan niat jangka panjang dan rasa tanggung jawab agar dapat menghadapi masalah-masalah yang akan datang
Loyalitas adalah kesetiaan yang didedikasikan kepada pasangan. Hal ini mencangkup fisik dan emosional, contohnya adalah seorang pasangan yang akhirnya memutuskan untuk menikah setelah menjalin hubungan yang cukup lama.
Cinta mencakup keputusan untuk berkomitmen dan mempertahankan hubungan dalam jangka panjang, yang dapat melibatkan pernikahan, rencana bersama, dan tanggung jawab bersama.
Peran Keterikatan
Peran keterikatan ini memiliki beberapa point yaitu:
Awal hubungan, ketika kalian bertemu di suatu tempat lalu merasa tertarik.
Pengembangan koneksi emosional, ketika kalian sudah mulai tertarik maka rasa ingin berbagi perasaan cinta juga dapat muncul.
Motivasi untuk berinvestasi dalam hubungan, yaitu ketika semakin kuat ketertarikan kita semakin besar juga motivasi kita dalam menjalin hubungan untuk jangka waktu yang panjang.
Pentingnya kesamaan, yaitu ketika kita memiliki suatu kesamaan yang sama terhadap pasangan, maka itu juga dapat menambah rasa cinta dan dapat saling terhubung.
Mengatasi tantangan, yaitu ketika pasangan kita atau kita sendiri sedang menghadapi masalah yamg datang namun kita dan pasangan memilih untuk saling menguatkan dan tidak saling meninggalkan.
Pengaruh jangka panjang, ketika seiring berjalanya waktu daya tarik fisik bukanlah hal utama lagi yang dilihat oleh pasangan, melainkan banyak hal hal selain fisik yg dapat membuat kagum. Contohnya, sikap baiknya pasangan dan lain sebagainya.
Dalam psikologi cinta keterikatan adalah elemen penting yang dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil dan bentuk pola hubungan di masa dewasa.
Fase-Fase Dalam Hubungan
Cinta juga melibatkan beberapa tahap mulai dari perkenalan dan jatuh cinta hingga komitmen, konflik dan pertumbuhan bersama.
Dalam setiap fase, cinta dapat menunjukan perkembangan yang dapat terjalin lebih dalam atau sebaliknya seiring waktu.
Tipe-Tipe Cinta
Tipe-tipe cinta terbagi menjadi enam yaitu:
Cinta Romantis (Eros)
Cinta ini di dasarkan pada ketertarikan fisik dan hasrat seksual, eros sering kali muncul pada awal tahap hubungan. Contohnya: seperti dua orang yang baru bertemu mereka juga merasa tertarik satu sama lain, dan suka menghabiskan waktu bersama, memegang tangan dan menunjukan kasih sayang secara fisik.
Cinta Persahabatan (Philia)
Cinta ini melibatkan hubungan yang dalam dan saling menghormati tanpa keterlibatan seksual. Contohnya: seperti dua orang yang telah menjadi sahabat sejak kecil, mereka juga saling mendukung satu sama lain, berbagi cerita, membantu salah satu dari mereka ketika memiliki masalah. Jadi mereka tidak memiliki ketertarikan romantis atau seksual.
Cinta Alturistik (Agape)
Cinta ini adalah bentuk cinta tanpa syarat, penuh kasih sayang, dan tidak mementingkan diri sendri. Contohnya: seseorang selalu rela membantu teman-temannya tanpa mengharapkan imbalan, ketika salah satu temannya mengalami kesulitan keuangan seseorang ini memberikan bantuan dengan tulus hanya karena dia ingin temannya merasa lebih baik.
Cinta Main-Main (Ludus)
Cinta ini lebih bersifat ringan, menyenangkan, cenderung tidak serius. Orang-orang yang mengalami ludus sering kali menikmati godaan dan berinteraksi tanpa komitmen jangka panjang. Contohnya: seperti seseorang dia senang menggoda dan berinteraksi dengan beberapa perempuan tanpa komitmen. Dia juga suka berkencan dan bersenang-senang, tetapi tidak memiliki rencana untuk membangun hubungan yang lebih serius dengan siapapun.
Cinta Posesif (Mania)
Cinta posesif adalah bentuk cinta di mana seseorang sangat takut kehilangan pasangannya. Dan juga mengendalikan dan membatasi pasangannya, cinta mania ini biasanya disebabkan oleh rasa tidak aman, ketakutan ditinggalkan, atau pengalaman negatif di masa lalu. Contohnya: seperti seorang perempuan atau laki-laki sangat merasa cemas ketika pasangannya tidak menjawab telepon atau pesan karena selalu merasa takut kehilangan dan sering merasa cemburu ketika pasangannya berbicara dengan orang lain.
Cinta Diri (Philautia)
Cinta diri adalah bentuk cinta yang berkaitan dengan mencintai dan menerima diri sendiri. Contohnya: seperti seorang perempuan dia memahami pentingnya merawat diri sendiri, dia menghargai dirinya, menjaga kesehatan dan selalu merasa percaya diri. Dia juga mencintai dirinya sendiri dengan cara yang sehat, yang kemungkinannya juga akan diberikan cinta atau perhatian itu pada orang lain tanpa merendahkan diri sendiri.
Demikian pembahasan singkat mengenai psikologi cinta dengan menggunakan teorinya Ellen Berscheid, semoga bermanfaat bagi kita semua. (*)