Daerah  

Senator Hasby Yusuf tak Ingin Pendidikan Maluku Utara Terpinggirkan

Hasby Yusuf menghadiri AIKOM Expo Series-3 di Benteng Oranje, Kota Ternate. (Syafrijal/NMG)

TERNATE, NUANSA – Anggota DPD-MPR RI dapil Maluku Utara, Hasby Yusuf, berupaya maksimal agar pendidikan di wilayahnya tidak terpinggirkan. Hal itu disampaikan Hasby dalam kegiatan AIKOM Expo Series-3 bertajuk “Transformasi dan Keamanan Nusantara dalam Era Digital dengan Semangat Bela Negara”, bertempat di Benteng Oranje, Kota Ternate, Kamis (19/12).

“Saya bicara soal ini (pendidikan), bukan hanya karena saya sebagai wakil rakyat, tapi ini tanggung jawab republik. Dalam institusi kita disebutkan tugas Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, juga kesejahteraan umum, dan ikut dalam perdamaian dunia, itukan jelas termaktub dalam Undang-Udang Dasar,” jelas Hasby.

Menurutnya, upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia harus diperhatikan oleh petinggi di senayan, agar pendidikan ini lebih merata di seluruh Indonesia, dan bukan hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu.

“Pak menteri dan teman-teman yang lain harus tahu tugas mereka itu melayani Republik Indonesia, bukan melayani sekelompok orang yang ada di negeri ini. Tapi seluruh rakyat dan bangsa ini harus dilayani dengan adil. Saya terus mengatakan itu, kapan pun saya akan berteriak tentang Indonesia dengan membawa panji kepentingan Maluku Utara,” ujarnya.

Bagi Hasby, Maluku Utara adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Hal itu terbukti dari sumbangsih cadangan nikel sebesar 50 persen negara berasal dari provinsi ini. Karena itu, perlu diperhatikan dengan baik oleh pemerintah sehingga diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat Maluku Utara.

“Saya tidak ingin republik (Maluku Utara) ini dipinggirkan, dieliminasi perannya. Kita ini negeri kaya, Maluku Utara ini 35 persen cadangan nikel di Republik (Indonesia) ini ada di kita, tapi kita semua menyaksikan hanya para oligarki saja yang nikmati, lalu di mana uang-uang itu. Mau buat 10 atau 20 kampus AIKOM saja susah, buat perpustakaan yang terbaik di kampus Unkhair juga susah, buat kampus terbaik UIN di IAIN juga tidak bisa, Muhammadiyah juga tidak bisa,” paparnya.

“Saya sempat sampaikan ke pak menteri, jangan lagi ada semacam kompetisi yang tidak adil, dosen-dosen di Timur dipaksa bertarung dengan dosen-dosen di Barat, kami minta kuota saja untuk beasiswa dosen berapa, kami butuh 35 ribu beasiswa, kasih ke kami kuotanya,” sambung dia.

Di sisi lain, senator Maluku Utara ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam mewujudkan pendidikan berkualitas, sebagai kunci membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Maluku Utara.

“Oleh karena kawan-kawan sudah memilih saya, maka saya tidak akan pernah mengubah satu inci pun komitmen politik saya untuk tetap konsisten pada kepentingan AIKOM dan kampus-kampus lain di Maluku Utara,” pungkas dia. (tr1/tan)

Exit mobile version