Daerah  

Proyek Sekolah Unggulan di Halmahera Selatan Terancam Mangkrak

Komisi I DPRD Halsel meninjau proyek pembangunan sekolah unggulan. (Amrul/NMG)

LABUHA, NUANSA – Proyek pembangunan sekolah unggulan ala Rusia di Kabupaten Halmahera Selatan menjadi sorotan Komisi I DPRD Halsel. Sebab proyek kebanggaan Bupati Bassam Kasuba ini terancam mangkrak seperti Masjid Raya Alkhairaat. Meski proyek yang dikerjakan PT Citra Putera La Terang menghabiskan anggaran fantastis, namun belum rampung dikerjakan sesuai waktu yang ditentukan.

Bahkan, proyek tersebut terancam putus kontak jika tidak memenuhi beberapa syarat yang menjadi rekomendasi Komisi I DPRD saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikan, Jumat (14/2).

Setelah menggelar RDP, komisi I yang dipimpin ketua komisi Munawir Hi Bahar dan anggotanya bersama Kadis Pendidikan Siti Khodijah langsung melakukan on the spot di lokasi pembangunan sekolah unggulan tersebut.

Munawir mempertanyakan progres pekerjaan sekolah unggulan yang dikerjakan sejak 2023-2024 kepada pengawas teknis dan kontraktor, yakni Ko Hin.

“Kira-kira pekerjaan sekolah ini kapan bisa diselesaikan? Apakah dalam waktu dekat ini sudah bisa tuntas 100 persen?” tanya Munawir kepada kontraktor Ko Hin dan salah satu pengawas teknis.

Menurut dia, pekerjaan ini sudah setahun jika mengacu pada perencanaan awalnya. Seharusnya kata dia, pekerjaan ini sudah tuntas dan difungsikan.

“Sesuai rekomendasi kami tadi saat RDP, maka kami minta Ko Hin untuk menambah lagi karyawan agar pekerjaan lebih cepat sehingga bisa diselesaikan sesuai target,” ujarnya.

Pihaknya telah mengambil langkah tegas saat melakukan on the spot. Dalam tinjauan tersebut, anggota dewan meminta agar pihak ketiga bekerja sesuai perencanaan awal. Selain itu, mereka belum bisa memastikan untuk menyetujui penambahan anggaran maupun waktu pekerjaan.

“Ini kan sudah pernah dilakukan adendum, percuma juga kalau dilakukan adendum terus tetapi progres pekerjaannya tidak pernah selesai. Jadi kami minta kepastian pekerjaan ini kapan harus diselesaikan,” tegas politikus PKS ini.

“Jangan main-main, karena ini proyek besar dan anggarannya juga besar. Jadi kalau sampai Maret pun tidak selesai, ya kami komisi I harus mengambil langkah tegas,” sambungnya.

Pihak pengawas dan kontraktor sendiri menyanggupi permintaan itu. Meski begitu, mereka meminta adendum yang kedua kalinya, sebab adendum pertama akan berakhir pada 20 Februari 2025 pekan depan.

“Kalau masih diberikan waktu, kami upayakan akan tuntas di bulan Maret. Kami minta dukungan dan mudah-mudahan bisa sesuai target,” ucap salah satu pengawas teknis, Asis.

Hal ini pun ditambahkan kontraktor Ko Hin. Ia juga berharap agar diberikan kesempatan waktu pekerjaan. Karena menurut dia, pihaknya belum yakin pekerjaan ini akan selesai dalam waktu satu atau dua bulan.

“Saya belum bisa pastikan ini bisa selesai Maret atau Juni, tapi saya upayakan biar saya punya tukang dan karyawan bisa bekerja lebih maksimal,” katanya.

Terkait dengan rekomendasi komisi I soal penambahan karyawan, dirinya menyanggupi dan akan menambah lebih banyak lagi.

“Saya akan tetap tindak lanjut rekomendasi bapak-bapak dewan, saya akan maksimalkan karyawan biar cepat selesai. Kalau memang nanti saat ibu kadis dan DPRD berkoordinasi dan BPKP tidak mengizinkan, ya saya siap saja kalau kontraknya dilepas” cetusnya.

Sementara, Kadis Pendidikan Halsel, Siti Khodijah belum dapat memastikan terkait dengan permintaan kontraktor dan pengawas teknis soal adendum. Menurutnya, dinas pendidikan akan melakukan koordinasi dulu dengan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) perwakilan Maluku Utara.

“Kami koordinasi dulu, kalau diizinkan baru kami akan melakukan pertemuan dengan komisi I dan pihak ketiga untuk kelanjutan pekerjaan,” ucapnya.

Dinas Pendidikan maupun kontraktor mengklaim progres pekerjaan sudah sampai 85 persen, tetapi komisi I saat melakukan tinjauan masih meragukan finishing dari pekerjaan ini.

“Intinya kami upayakan, dinas pendidikan bersama-sama dengan kontraktor agar ini bisa digunakan secepat mungkin,” tukasnya.

Diketahui, pekerjaan pembangunan sekolah unggulan ini menggunakan anggaran sebesar Rp34.944,369,873.46 (tiga puluh empat miliar sembilan ratus empat puluh empat juta delapan ratus tujuh puluh tiga ribu empat puluh enam rupiah) dengan progres pekerjaan 85 persen.

Pekerjaan ini ditender oleh PT Citra Putra La Terang, PT ini milik Ko Hin, biasa di sapa. Dia merupakan pemilik Kaffe Fortune. (rul/tan)