Sampah tak Terurus, Kotori Wajah Taman Zero Point Halmahera Selatan

Tumpukan sampah di kawasan Taman Zero Point Halmahera Selatan. (Amrul/NMG)

LABUHA, NUANSA – Penanganan sampah di Kabupaten Halmahera Selatan terbilang belum begitu maksimal. Ini karena minimnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dan kurangnya sosialisasi pemerintah daerah setempat.

Amatan Nuansa Media Grup (NMG), terlihat tumpukan sampah memenuhi kawasan Taman Zero Point serta sepanjang jalan dan trotoar di pertokoan pasar Labuha. Bukan hanya di jalanan, tapi di dalam pagar tanaman bunga pun dipenuhi dengan sampah-sampah plastik maupun bekas makanan yang mengeluarkan bau tak sedap.

Tumpukan sampah dalam pagar tanaman bunga.

Salah satu pedagang pakaian mengaku, sampah ini berhamburan karena tidak ada tempat sampah, sehingga warga dengan mudahnya membuang di jalanan maupun di dalam pagar bunga.

“Bukan hanya torang yang berjualan di sini, tapi semua orang dari mana saja buang sampah di jalan ini (pagar bunga), termasuk di kawasan Taman Zero Point karena tidak ada tempat sampah,” ujarnya, Sabtu (15/2).

Bukan hanya itu, ia juga mengaku tidak ada kegiatan sosialisasi dari pemerintah daerah maupun pemerintah desa. Selain itu, penyediaan tempat sampah pun sudah tidak ada.

“Tempat sampah itu sebelumnya ada, tapi sekarang sudah hilang. Jadi karena tidak ada tempat sampah, ya kami taruh di sini (jalan) saja. Bahkan sampah sudah kami isi di dalam karung, tapi setelah itu karungnya diambil dan sampahnya dihamburkan begitu saja,” katanya.

Tumpukan sampah di kawasan pasar.

Ia berharap, ada langkah dari pemerintah untuk memastikan persediaan tempat sampah dan mencari solusi. Sebab, kata dia, sampah-sampah itu tidak hanya sampah plastik, tetapi juga sisa makanan, perut ikan, bahkan anjing yang sudah mati pun dibuang di situ.

Dorang (petugas pengangkut) sampah itu kalau tidak salah setiap tiga hari baru mereka datang angkut sampah, padahal baunya sudah menyebar,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Halsel, Masdar Mansur, mengatakan penanganan sampah seharusnya tidak hanya dilakukan dengan cara mengangkut melalui armada angkutan sampah, melainkan juga harus dibangun kesadaran warganya.

“Ini bukan soal angkut mengangkut saja sampah-sampahnya, tetapi Pemda harus banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ujar Masdar.

Menurutnya, pemerintah daerah dan semua stakeholder harus mengambil peran bersama-sama membangun kesadaran masyarakat. Di sisi lain, ia juga mengajak masyarakat untuk membuat gerakan sadar sampah.

Sadar sampah ini, kata dia, akan membentuk kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan lingkungan yang baik, sehingga dijauhkan dari segala penyakit akibat sampah.

“Kita tidak harus menyalahkan pemerintah, tetapi masyarakat juga harus sadar bahwa kebersihan dan lingkungan yang sehat itu jauh lebih baik untuk kesehatan,” ujar politikus PDIP itu.

Baginya, kebersihan dan lingkungan sehat menjadi prioritas setiap keluarga. Ini dapat dilakukan bila pemerintah di tingkat kabupaten, pemerintah desa, PKK kabupaten, PKK desa bersama masyarakat lebih giat lagi melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi.

“Itu kan ada pemerintah desa, ada PKK. Nah, program PKK kan ada satu poin tentang kebersihan dan lingkungan yang sehat, ini yang harus dioptimalkan peran sosialisasinya. Dan juga harus ada ketegasan pemerintah,” ujar Masdar.

“Apalagi masalah sampah ini memang problem yang serius, karena menyangkut dengan kebersihan kota dan kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (rul/tan)