Daerah  

Rustam: Kondisi Ekonomi di Halmahera Selatan Sedang tidak Baik-baik Saja

Rustam Ode Nuru. (Istimewa)

LABUHA, NUANSA – Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2024 sedang tidak baik-baik saja. Setidaknya Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba dan Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin melakukan terobosan tepat sasaran, supaya Halmahera Selatan tidak terpuruk.

Betapa tidak, dilihat dari struktur ekonomi, ada beberapa penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cenderung menurun, yakni sektor pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan, administrasi pemerintahan, transportasi dan gedung, informasi dan komunikasi. Bayangkan saja, dari 17 pengelompokan usaha, yang memberikan sumbangsih atas PDRB Halmahera Selatan hanya sektor pertambangan dan konstruksi.

“Atas dasar data grafik inilah, maka kami berpandangan kondisi perekonomian Halmahera Selatan sedang tidak baik-baik saja,” ujar anggota DPRD Halmahera Selatan, Rustam Ode Nuru pada Nuansa Media Grup (NMG), Jumat (14/3).

Menurutnya, setelah grafik ditelaah dengan detail, maka dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Halmahera Selatan tahun 2024 mengalami penurunan drastis alias anjlok. Berdasarkan data perbandingan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan 2020-2024, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 27,82%, sedangkan pada tahun 2024 di besaran 23,95,%, artinya pertumbuhan ekonomi Halmahera Selatan di tahun 2024 turun 3,87%.

“Makanya kami minta supaya genjot PAD (pendapatan asli daerah) dan kembangkan sektor ekonomi kreatif,” sarannya.

Rustam mengatakan, kalau dilihat secara umum aktivitas perekonomian Halmahera Selatan, maka sudah pasti menunjukkan angka positif pada nilai PDRB. Karena pada tahun 2024, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp21,047,79 miliar, dibandingkan PDRB tahun 2023 sebesar Rp17,723,37 (Rp17,72 miliar).

“Atas nama Fraksi Golkar, kami meminta pemerintah Halmahera Selatan agar terus memacu pertumbuhan ekonomi. Lakukan ekspansi yang inovatif, berdayakan dan berikan stimulus terhadap pelaku ekonomi kreatif. Dan terus memacu pendapatan asli daerah. Mungkin dengan cara itu dapat mengimbangi kemandirian fiskal daerah,” sarannya mengakhiri. (rul/tan)