LABUHA, NUANSA – Kondisi terminal di Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, sungguh memprihatinkan. Ini karena fasilitas yang ada dalam terminal tersebut jauh dari kesan nyaman. Mirisnya, Plt Kepala Dinas Perhubungan Halmahera Selatan, Ramly Manui, terkesan tidak memperhatikan kondisi terminal yang menjadi keluhan para sopir angkutan umum. Para sopir merasa dicuekin oleh Kadishub dan diduga tidak punya solusi.
Hal ini disampaikan salah satu sopir angkutan umum, Ahmad Jefri kepada Nuansa Media Grup, Senin
(24/3). Menurutnya, terminal angkutan yang berlokasi di lapangan Dishub tidak layak digunakan karena beberapa fasilitasnya tidak lengkap.
“Harusnya terminal umum itu ada tempat duduknya, toiletnya hingga warung makan, agar ketika penumpang atau para sopir sedang menunggu penumpang dan angkutan umum, mereka bisa duduk di tempat duduk. Atau ada yang buang air bisa ke toilet, begitu pun warung makan,” kata Ahmad.
Ia mencontohkan terminal angkutan umum di kabupaten/kota lain seperti di Kota Ternate, Halmahera Utara hingga Tidore Kepulauan. Di mana, setiap fasilitasnya dilengkapi, sehingga publik bisa menikmati.
“Coba lihat Ternate atau di kota-kota lain, punya fasilitas lengkap. Kalau mau bandingkan dengan terminal yang ada di Halsel ini, justru orang tidak akan tahu itu terminal angkutan umum, karena sudah jadi lapangan permainan anak-anak,” tutur Ahmad.
Ia mengaku bersama rekan-rekan sopir sudah menghadap ke salah satu kabid untuk menyampaikan keluhan mereka. Namun kabid tersebut justru menyarankan para sopir untuk menggunakan dulu terminal itu.
“Kalau kitorang pakai terminal itu buat tunggu penumpang, itu bukan solusi, karena sebelumnya kitorang sudah coba tapi tidak ada dampak apa-apa karena fasilitasnya tidak lengkap,” ujar Ahmad.
Ia menambahkan, kalau tidak ada solusi dari Kadishub, maka pihaknya akan mendatangi Bupati Bassam Kasuba untuk menyampaikan keluhan mereka.
Selain itu juga, Ahmad mengaku para sopir yang menunggu penumpang di tepian jalan Tomori tidak hanya sopir angkutan penumpang Labuha-Babang, namun ada juga sopir dari Panambuang.
Di sisi lain, harga angkutan umum Babang-Labuha yang tidak menetap juga menjadi keluhan para sopir angkutan. Sebab kata Ahmad, hingga saat ini tidak ada keputusan dari Pemda terkait tarif angkutan umum.
“Kitorang mau pasang tarif Babang-Labuha di atas Rp20 ribu kadang penumpang komplain. Jadi torang juga minta pak bupati bisa buat surat keputusan soal tarif angkutan umum ini biar semua pakai tarif yang sama,” pungkasnya. (rul/tan)