Daerah  

Aco Hi Samad Terpilih Jadi Ketum HMI Komisariat Ilmu Budaya Unkhair

Penyerahan draf hasil sidang pleno HMI Komisariat Ilmu Budaya Unkhair.

TERNATE, NUANSA – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ilmu Budaya Universitas Khairun Ternate resmi menetapkan Aco Hi Samad sebagai ketua umum/formatur terpilih periode 2025-2026 dalam Rapat Anggota Komisariat (RAK) ke-XVII.

Kegiatan ini merupakan forum tertinggi di tingkat komisariat yang menjadi wadah evaluasi kinerja kepengurusan sebelumnya, penyusunan rekomendasi organisasi, serta pemilihan formatur ketua umum untuk periode selanjutnya. Setelah melalui proses sidang yang dinamis dan penuh semangat keorganisasian, forum akhirnya menetapkan Aco Hi Samad sebagai formatur ketua umum.

Ia terpilih bersama dua mide formature, yakni Ishak Teapon (Mide Formature I) dan M Jainur Royan (Mide Formature II), yang akan bersama-sama menyusun komposisi kepengurusan baru dan menjalankan roda organisasi selama satu periode ke depan.

Kegiatan ini juga menjadi ajang konsolidasi kader dalam memperkuat semangat intelektualitas, spiritualitas, dan gerakan keumatan yang menjadi ciri khas perjuangan HMI.

Dalam sambutannya, Aco menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh forum. Ia menegaskan komitmennya untuk menjadikan HMI Komisariat Ilmu Budaya sebagai ruang pengkaderan yang lebih progresif, responsif terhadap isu-isu kebudayaan lokal, serta adaptif dalam menghadapi tantangan zaman.

“Kami akan menghidupkan kembali semangat keilmuan dan basis gerakan yang bersandar pada nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan. Ini bukan hanya kemenangan personal, tapi mandat kolektif untuk bergerak bersama,” tegas Aco, Rabu (14/5).

Sementara itu, ketua umum demisioner, Rizky Ramlli, menyoroti tantangan dan peluang yang akan dihadapi kepengurusan baru. Menurutnya, HMI Komisariat Ilmu Budaya saat ini berada di titik persimpangan, antara melanjutkan warisan kaderisasi yang progresif, atau terjebak dalam stagnasi internal yang membatasi gerak organisasi.

“Tantangannya bukan hanya pada bagaimana HMI menjawab isu eksternal, tapi juga bagaimana kita membersihkan ruang internal dari apatisme, stagnasi intelektual, dan krisis orientasi kader. Tapi saya percaya, jika formatur yang baru bisa membaca peluang dan merawat kultur kolektif, maka HMI Ilmu Budaya akan menjadi rumah kaderisasi yang lebih hidup dan transformatif,” ujar Rizky.

Sidang Pleno RAK ke-XVII ini juga menghasilkan berbagai rekomendasi penting terkait arah gerakan organisasi, penguatan basis kaderisasi, serta perluasan advokasi terhadap isu-isu kebudayaan dan sosial yang relevan dengan kondisi kampus dan masyarakat Maluku Utara.

Dengan berakhirnya sidang ini, HMI Komisariat Ilmu Budaya menegaskan posisinya sebagai ruang belajar, berpikir, dan bergerak bagi kader-kader muda Islam yang berintegritas dan visioner sejalan dengan tema RAK dan MUSKOH yakni “Return, Real Action, Purifikasi sebagai Jalan pulang dan Jalan Juang HMI”. (tan)