google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Hukum  

Siswa Madrasah Aliyah di Halmahera Barat Dikeroyok Teman, Keluarga Lapor Polisi

Ilustrasi pengeroyokan. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – Seorang siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Kabupaten Halmahera Barat berinisial FF (17 tahun) diduga dikeroyok sejumlah rekan sekolah. Pengeroyokan itu terjadi di dalam asrama sekolah setempat, Minggu (17/8) pukul 22.30 WIT.

Pengeroyokan ini diduga dilakukan oleh rekannya yang duduk di bangku kelas XI. Awalnya, sekitar pukul 18.00 WIT kejadian bermula saat FF tidur karena sakit gigi. Kemudian pukul 22.30 WIT, korban dibangunkan oleh salah satu rekannya berinisial AA, sembari mengatakan bahwa malam ini dilakukan malam tradisi dengan mengumpulkan adik-adik kelas.

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Kemudian, korban dan AA turun menuju lobi asrama dan ternyata tidak ada adik kelas yang dikumpulkan di lobi, tetapi bertemu dengan rekan siswa yang lain berinisial IB.

Tak sampai di situ, IB lalu mengajak korban masuk ke dalam kamar yang kosong di depan lobi. Setelah masuk ke dalam kamar, pintunya langsung ditutup dan ternyata sudah berkumpul sekitar 20 orang rekan-rekan korban.

Setelah itu, korban langsung ikut duduk di lantai, lalu salah satu rekannya berinisial HA mengatakan bahwa korban kerap perintahkan adik-adik kelas. Mendengar itu, korban membantah dan mengatakan hanya meminta tolong, bukan berkonotasi perintah.

Tak puas dengan jawaban korban, salah satu rekannya berinisial AFF langsung menampar korban. Selepas itu, korban langsung dikeroyok oleh rekan-rekannya yang lain. Korban tak sempat membalas pukulan dan tendangan yang dilakukan bertubi-tubi hingga tersungkur di lantai. Namun korban masih tetap dipukul, ditendang, diinjak hingga diseret ke tengah kamar.

Di dalam kamar, korban duduk di lantai dan kembali dipukul oleh rekan-rekannya selama kurang lebih 1 jam. Setelah melakukan pemukulan, mereka meninggalkan korban dalam keadaan terbaring di lantai dengan kondisi lemas dan pusing. Hingga setengah jam di lantai sekitar pukul 00.30 WIT, korban bangkit dari lantai dengan berpegangan di ranjang dalam keadaan lemas, pusing dan merasa sakit di seluruh badan (babak belur).

Selanjutnya, korban berjalan sempoyongan naik anak tangga menuju kamar di lantai 2. Kemudian keesokan harinya, Senin (18/8) pukul 15.30 WIT, korban lari dari sekolah untuk pulang ke rumah di Kota Ternate.

Saat tiba di rumah, orang tua korban sedang berada di luar rumah. Setelah orang tua korban balik ke rumah, mereka melihat sang anak terbaring dengan kondisi lemas hingga mulut korban mengeluarkan busa. Orang tua korban awalnya berpikir bahwa korban keracunan, sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Prima Ternate.

Selain itu, wajah korban juga nampak memar dan bengkak hingga biji matanya pun terlihat mengumpulkan gumpalan darah. Bukan cuma itu, telinga korban juga mengeluarkan darah, sehingga orang tuanya langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Prima.

Usai mendapatkan perawan medis sekitar setengah jam, kemudian korban sadarkan diri. Setelah itu, korban menceritakan kronologis kejadian yang sebenarnya kepada orang tua dan keluarga. Hingga saat ini korban juga masih melakukan perawatan jalan ke dokter THT, untuk mengecek kondisi setelah dikeroyok.

“Anak kami yang tiba di rumah dengan kondisi itu, langsung dilarikan ke RS Prima. Setelah mendapat perawatan medis dan sadar, barulah dia (FF) menceritakan kronologisnya. Sehingga kami memutuskan membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Maluku Utara pada Selasa 19 Agustus 2025,” ujar LH, salah satu keluarga korban.

Meski begitu, kata dia, usai membuat laporan, hingga saat ini belum ada progres laporan dari pihak kepolisian.

“Sudah satu minggu ini belum ada progres. Kami (keluarga) menanyakan laporan, kata anggota di Polda belum disposisi oleh pimpinan,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (26/8) tadi.

Terpisah, Kepsek MAN Insan Cendekia Halmahera Barat, Amina Latif, mengaku dari pihak sekolah sendiri sudah memanggil orang tua terduga pelaku.

“Saya juga kaget saat tahu kejadian ini dari pak Babinsa. Kejadian malam itu, pembina juga berada di rumahnya, karena kamar lagi direnovasi. Tapi yang jelas pihak terduga pelaku sudah diminta keterangan oleh pihak sekolah,” akunya.

Ia menuturkan, hingga saat ini pihak sekolah terus mengupayakan konfirmasi ke korban dan keluarganya agar dimintai klarifikasi atas peristiwa tersebut.

“Dari korban kita masih upayakan, karena awal konfirmasi, pihak keluarga korban menyampaikan bahwa nanti bertemu di Polda. Tapi kita upayakan untuk bertemu untuk diminta klarifikasi masalah ini. Yang jelas, di sekolah ini tidak ada tradisi malam sunyi itu,” tegasnya. (gon/tan)

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Exit mobile version