Daerah  

Samurai Desak Pemkab Morotai Buatkan Perda Harga Rumput Laut

Aksi di depan kantor Bupati Pulau Morotai. (Zunajar/NMG)

DARUBA, NUANSA – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Aksi Mahasiswa untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Pulau Morotai menggelar aksi demonstrasi di depan kantor bupati, Senin (15/9). Mahasiswa meminta Pemkab Morotai memperhatikan nasib petani budidaya rumput laut di sejumlah desa kepulauan seperti Desa Galo-galo, Koloray, dan Ngele-ngele.

Aksi yang dipimpin Muhammad Rama selaku Koordinator Presidium Samurai Maluku Utara ini membawa isu sentral ‘Bupati Segera Tetapkan Harga Rumput Laut di Kabupaten Pulau Morotai’.

Koordinator aksi, Muhammad Rama menyampaikan, pemerintah daerah kerap mengabaikan kepentingan petani rumput laut di Morotai. Padahal, selain menjawab kebutuhan domestik, hasil rumput laut pun dapat menunjang pendidikan bagi anak daerah.

“Mirisnya rumput laut yang sejak dulu menjadi sumber pendapatan masyarakat Desa Galo-galo, hingga kini luput dari perhatian pemerintah Pulau Morotai. Sebab, nilai jual dari hasil budidaya rumput laut sangatlah jauh dari harapan masyarakat,” ujar Rama.

Menurutnya, nilai jual rumput laut di Maluku Utara termasuk di Morotai ini dihargai dengan nilai yang terlalu rendah, yakni Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per kilo. Sementara, di luar Provinsi Maluku Utara seharga Rp25 ribu per kilo. Sehingga itu, pihaknya menilai adanya permainan harga di tingkat pembeli terhadap petani rumput laut.

“Oleh karena itu, kami atas nama Samurai Maluku Utara menuntut segera buat Perbub dan Perda tentang penetapan harga rumput laut,” pungkasnya. (ula/tan)