Daerah  

Nelayan Morotai Tangkap Kapal Pencuri Ikan, Minta Perketat Fungsi Pengawasan

Ketua Nelayan, Yanto Ali, saat menyampaikan masalah nelayan di rapat koordinasi. (Zunajar/NMG)

DARUBA, NUANSA – Masalah perikanan dan kelautan di Kabupaten Pulau Morotai terbilang sulit ditangani. Pihak pengawas dan aparat penegak hukum di sektor kelautan nampaknya tak berdaya memberantas maraknya aktivitas kapal asal Bitung, Sulawesi Utara, yang mencuri ikan di perairan Morotai.

Sehingga itu, nelayan lokal yang terus dirugikan lantaran rumpon mereka sering diganggu oleh sejumlah kapal pencuri ikan ini pun bertindak. Konflik antara nelayan lokal dengan nelayan Bitung juga tak dapat dihindari. Mereka bahkan beberapa kali mengamankan sejumlah kapal pakura milik nelayan dari luar Maluku Utara tersebut.

Akibatnya, penindakan yang dilakukan oleh nelayan lokal ini memunculkan pertanyaan akan tugas dan fungsi pengawasan serta penegakan hukum di sektor perikanan dan kelautan di Maluku Utara, terutama di laut Pulau Morotai.

Ketua Nelayan Morotai Timur, Yanto Ali, mengatakan banyak kapal pencuri ikan seringkali mencuri ikan di rumpon-rumpon nelayan yang berada di bawah 12 mil laut Morotai. Para nelayan lokal bahkan pernah menangkap kapal pencuri tersebut dan mengamankan di Polsek Morotai Timur.

Hal tersebut ia sampaikan saat menggelar rapat koordinasi bersama DKP Morotai, DKP Maluku Utara, Polairud Sub Morotai, Lanal Morotai hingga Satwas SDKP Tobelo-Morotai, di aula kantor bupati, Senin (29/9).

“Beberapa bulan lalu kami pernah melakukan penangkapan kapal, kemudian itu dimediasi oleh Kapolres Morotai, zona tangkap mereka yang kemudian diperiksa oleh kepolisian itu zona tangkap mereka di 60 mil dari darat. Persoalannya adalah jangan sampai kapal-kapal yang terus berlalu-lalang sekarang ini juga bisa jadi zona tangkap mereka yang sama,” ujar Yanto.

Menurutnya, konflik antara nelayan lokal dengan nelayan luar ini sudah bukan menjadi hal baru. Pihaknya sering melakukan penindakan dengan mengusir hingga menangkap pelaku, karena pencurian ikan di zona tangkap nelayan lokal berimbas pada pendapatan mereka.

“Saya yakin dan percaya kalau persoalan ini tidak diselesaikan dengan cepat, maka jangan salahkan torang, karena hampir menjelang tiga bulan ini pendapatan nelayan lokal turun drastis. Ini perlu dilihat, jangan kemudian ada aksi baru kalian mulai bereaksi,” tegasnya.

“Orang bisa saling baku bunuh di laut kalau tidak diatur secara baik. Jangan kemudian nelayan sudah beraksi baru ngoni semua kaget. Mana jalur dan fungsi kontrol pengawasan yang harusnya dilakukan,” pungkasnya. (ula/tan)