Opini  

Semangat Ekspor Sejak Dini Dalam Perspektif Dwiperan Pendidikan

Umar Juma Sau.

Oleh: Umar Juma Sau, S.Pd.I., Gr
Guru Bahasa Arab di MAS AlKhairaat Ternate

_________________

PENDIDIKAN memiliki peranan penting dalam kemajuan sebuah bangsa atau negara. Pendidikan adalah kunci awal bagi suatu negara untuk melangkah menuju peradaban yang maju dan gemilang. Bahkan salah satu indikator negara maju adalah memiliki sistem pendidikan yang bermutu dan tentunya maju. (TIMES Indonesia, 11/04/2025). Dengan sistem pendidikan yang berkualitas, relevan dan inovatif akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang bernilai, kreatif dan tentunya inovatif. Jika suatu negara telah melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu, maka bisa dipastikan sektor-sektor penting di dunia ini akan sangat mudah dicapai. Jika hal itu dapat terwujud maka sudah bisa dipastikan stabilitas sebuah negara akan terjaga dengan baik.

Di antara sektor penting yang harus mendapatkan perhatian pendidikan adalah sektor ekonomi. Lewat pendidikan yang berkualitas di bidang ekonomi maka bukan saja dapat melahirkan para pakar ekonomi yang handal tetapi juga menciptakan para pelaku pasar yang dapat berpikir kreatif, inovatif, berdaya saing serta relevan dengan perkembangan zaman. Dan dari sinilah akan lahir semangat ekspor sejak dini.

Peran pendidikan dalam mendorong semangat ekspor sejak dini memiliki relevansi penting dalam menciptakan para pelaku pasar, terutama mereka yang berperan sebagai penjual, produsen atau pelaku usaha untuk berfikir kreatif dan inovatif. Pendidikan yang bermutu maka akan melahirkan para pelaku pasar yang berfikir kreatif, inovatif dan maju. Sehingga dengan pola pikir tersebut akan mendorong mereka untuk mengembangkan usaha secara luas, bukan hanya skala nasional tetapi berupaya merambah sampai ke level global, sehingga secara otomatis akan menciptakan peluang semangat ekspor sejak dini tersebut.

Berdasarkan tema tulisan ini, yaitu peran pendidikan dalam mendorong semangat ekspor sejak dini, menurut penulis terdapat dua perspektif berbeda tetapi memiliki peran dan tujuan yang sama. Perspektif pertama, semangat ekspor sejak dini dapat diartikan sebagai usaha membentuk kebiasaan atau semangat ekspor kepada anak-anak sejak usia dini. Upaya ini dapat dimulai dari usia sekolah. Di sinilah peran pendidikan yang akan menentukan. Pemerintah dalam hal ini telah melakukan upaya-upaya dalam menumbuhkan dan mendorong semangat ekspor sejak usia dini. Upaya ini dapat kita lihat pada Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 yang menyertakan PKWU (Prakarya dan Kewirausahaan) sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Tujuan dari mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini adalah mengembangkan kreativitas siswa dan menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Dengan kata lain, pemerintah lewat mata pelajaran PKWU ini berupaya untuk menciptakan dan menumbuhkan semangat berwirausaha kepada warganya sejak usia dini. Sehingga ketika lulus dari bangku sekolah bagi siswa yang memiliki bakat dan peluang dalam berwirausaha dan bisnis dapat melanjutkannya di kemudian hari. Jika usaha tersebut berprogres dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan akan membuka peluang ekspor bagi pelaku usaha tersebut. Upaya pemerintah ini tentunya menjadi angin segar bagi para calon-calon pelaku usaha muda di negara ini. Ilmu yang mereka dapat di bangku sekolah menjadi pondasi awal untuk membangun usaha lebih besar, kreatif, maju dan berdaya saing.

Upaya pemerintah untuk menumbuhkan semangat ekspor sejak dini bagi kalangan pelajar dan anak muda bukan hanya isapan jempol belaka. Sebab setelah era Presiden Jokowi, semangat ini masih diteruskan oleh Presiden Prabowo Subianto. Keseriusan pemerintah di bawah Presiden Prabowo ini bisa terlihat dari penyampaian Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Ibu Dyah Roro Esti saat berkunjung ke Lampung Selatan. Dalam kesempatan itu beliau berkata “Keterampilan kewirausahaan sekaligus ekspor impor itu ide yang menarik sekali, kalau bisa dikolaborasikan di Sekolah Rakyat”. Ibu Wamendag tentunya sebagai perpanjangan lidah pemerintah pusat menginginkan agar upaya semangat impor dapat ditumbuhkan kepada pelajar lewat pendidikan di sekolah-sekolah. Beliau juga menambahkan bahwa saat ini pemerintah lewat Kementerian Perdagangan telah mendirikan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), sebuah wadah yang akan membimbing siswa yang memilki bakat dalam mengembangkan usaha termasuk ekspor ke pasar internasional. [Garudatv, 06/09/2025]

Upaya demi upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka mendorong semangat ekspor sejak dini bagi pelajar, baik lewat pendidikan yang bermutu dan memfasilitasinya melalui penyediaan wadah-wadah pembinaan seperti Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) adalah bukti nyata keseriusan pemerintah dalam mendorong semangat ekspor serta menciptakan bibit-bibit para pelaku pasar yang siap untuk masa yang akan datang. Tentunya bertujuan untuk meningkatkan produktifitas ekonomi lewat jalur ekspor itu sendiri.

Perspektif yang kedua, dapat diartikan sebagai peran pendidikan dalam mendorong pelaku usaha, penjual, pebisnis atau produsen di dunia pasar dalam negeri untuk berupaya sesegera mungkin melakukan ekspor. Tentunya lewat pelatihan yang dapat mendorong mereka untuk merealisasikan ekspor secara cepat dan terukur. Usaha ekspor sedini mungkin oleh para pelaku pasar tentunya tidak bisa dilakukan asal-asalan tanpa bekal pengetahuan yang memadai. Mereka harus di-coaching agar dapat memahami konsep ekspor dengan benar. Baik itu dari segi teori maupun praktik. Untuk itu pemerintah dalam hal ini melalui instansi terkait terus melakukan upaya lewat pelatihan maupun program yang bersifat lokal maupun global untuk mendorong percepatan ekspor sedini mungkin. Beberapa program tersebut seperti Coachig Program for New Exporter (CPNE) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dari Kementerian Keuangan (Kompas.com, 29 Oktober 2024) dan Kementerian Perdagangan lewat program Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Export Coaching Program (ECP), Berani Inovasi Siap Adaptasi (SIAP) dan program Desa Bisa Ekspor merupakan program-program serius pemerintah dalam mendukung semangat ekspor pelaku usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) maupun kepada pemerintahan desa agar dapat menembus pasar global. Dan itu terbukti sebanyak 70% UMKM dan 741 desa dari 2.600 desa partisipan siap ekspor. [ANTARA, 03/10/2025].

Dari perspektif pertama maupun perspektif kedua sekilas terlihat berbeda tetapi sama-sama menunjukan betapa pentingnya peran dan tujuan pendidikan dalam menumbuhkan dan mendorong semangat ekspor sedini mungkin. Sedini mungkin dalam konteks menciptakan sumber daya manusia (SDM) di bangku-bangku sekolah dengan menciptakan kurikulum yang berkualitas, inovatif, kreatif dan sesuai perkembangan zaman demi terbentuk semangat ekspor sedini mungkin kepada anak usia sekolah . Pun sedini mungkin dalam konteks menumbuhkembangkan semangat ekspor kepada para pelaku pasar nasional melalui program-program pemerintah yang mumpuni agar dapat merangsang kinerja ekspor sedini mungkin bagi para pelaku usaha dalam negeri. Yang tentunya kedua perspektif ini berdampak pada kontribusi positif dalam mendorong perekonomian negara. (*)