SURAKARTA, NUANSA — Dalam suasana penuh keakraban dan penghormatan budaya, Pemerintah Provinsi Maluku Utara disambut hangat oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta melalui pertunjukan Tari Kembang dan Tarian Jaga Soya-soya yang dibawakan oleh mahasiswa S1 Jurusan Seni Tari. Penyambutan itu menjadi simbol kehormatan dan persahabatan budaya saat kedua pihak menjajaki kerja sama strategis di bidang seni, pendidikan, dan pariwisata berbasis budaya.
Konsolidasi awal di kampus ISI Surakarta ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Utara, Abubakar Abdullah, bersama Staf Khusus Gubernur, Monica Leni, mewakili Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos yang berhalangan hadir. Dari pihak ISI hadir Rektor ISI Surakarta, Bondet Wrahatnala, dan Direktur Pascasarjana, Eko Supriyanto.
Pertemuan ini menjadi langkah awal memperkuat kolaborasi antara lembaga pendidikan seni dan pemerintah daerah dalam membangun masa depan kebudayaan Indonesia Timur. Rektor ISI Surakarta, Bondet Wrahatnala, menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk menjadikan pendidikan seni sebagai jembatan kemajuan daerah dan diplomasi budaya nasional.
“Seni dan budaya tetap hidup dan relevan di tengah dinamika zaman. Kerja sama strategis yang dijajaki hari ini memiliki makna besar — sebuah ikhtiar untuk memajukan kebudayaan dan pendidikan, tidak hanya bagi Maluku Utara, tetapi juga bagi Indonesia,” ujar Bondet.
Ia menambahkan, ISI Surakarta siap mendukung penguatan pendidikan seni di Maluku Utara melalui pendampingan kurikulum, pelatihan guru, dan pembinaan talenta muda. Selain itu, ISI juga akan membantu mendokumentasikan kekayaan budaya Maluku Utara untuk dikembangkan menjadi digital heritage — fondasi penting bagi penguatan ekonomi kreatif daerah.
“Penelitian berbasis seni penting untuk mendokumentasikan dan mengkaji kekayaan budaya agar tidak hanya terpelihara, tetapi juga menjadi basis ekonomi kreatif. Kami ingin memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan industri kreatif berbasis budaya lokal, memperkuat identitas, dan memperkenalkan Maluku Utara di tingkat nasional maupun internasional,” tambahnya.
Dari pihak pemerintah daerah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Utara, Abubakar Abdullah, menegaskan bahwa penjajakan ini merupakan wujud nyata pelaksanaan arahan Gubernur Sherly dalam memperkuat pendidikan berbasis budaya. Ia menyebut bahwa gubernur ingin pembangunan SDM di Maluku Utara berpihak pada penguatan nilai-nilai lokal, agar generasi muda tidak tercerabut dari akar budayanya.
“Kami punya potensi empat kesultanan besar. Sebagai daerah kepulauan, kami juga memiliki kekayaan budaya dan seni yang luar biasa. Potensi ini bisa menjadi modal untuk mempercepat pembangunan pariwisata di Maluku Utara,” kata Abubakar.
Ia menambahkan, peningkatan SDM hasil dari kerja sama ini akan diarahkan untuk memperkaya kurikulum lokal di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terutama program vokasional seni dan budaya.
“Kerja sama ini akan membantu kami mengisi kurikulum lokal di SMA dan SMK seni budaya agar lebih kontekstual dan sesuai dengan potensi daerah. Kami ingin anak-anak Maluku Utara mengenal budaya mereka sendiri sejak dini, sekaligus memiliki keahlian yang bisa dikembangkan menjadi profesi,” ujarnya.
Staf Ahli Gubernur, Monica Leni, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan visi Gubernur Sherly Tjoanda, yang menempatkan kebudayaan sebagai fondasi pembangunan daerah dan bagian dari diplomasi budaya Maluku Utara.
“Kerja sama ini selaras dengan arah kebijakan ibu gubernur yang menekankan pentingnya seni dan budaya dalam memperkuat pariwisata dan ekonomi kreatif. Budaya bukan sekadar warisan, tapi modal masa depan untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat,” jelas Monica.
Sementara itu, Eko Supriyanto, Direktur Pascasarjana ISI Surakarta, yang dikenal sebagai seniman dan peneliti dengan pengalaman panjang di Maluku Utara, menilai bahwa penjajakan ini menjadi awal penting untuk membangun jejaring pendidikan dan riset budaya yang berkelanjutan.
“Harapannya dengan kerja sama ini akan semakin dibuka dengan lebih erat dan lebih dalam betapa potensi itu harus kita kuatkan, kita empowering lagi. ISI akan menjadi tulang punggung untuk mendampingi teman-teman di Maluku Utara dari sisi pendidikan S1, S2, S3 maupun dari riset dan pengabdian masyarakat,” ujar Eko.
Penjajakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan ISI Surakarta akan dilanjutkan menuju penandatanganan perjanjian resmi pada tahun 2026. Kedua pihak sepakat menjadikan langkah ini sebagai bentuk nyata diplomasi budaya — membangun generasi kreatif yang berakar pada budaya lokal dan siap berkontribusi bagi Indonesia. (tan)
