google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Limbah Tambang Cemari Laut Subaim, Dua Perusahaan Tambang ini Diminta Bertanggung Jawab 

MABA, NUANSA – Aktivitas pertambangan yang mengakibatkan rusak dan tercemarnya lingkungan di Halmahera Timur kembali terungkap. Kali ini diduga dilakukan oleh PT Jaya Abadi Semesta (JAS) dan PT Alam Raya Abadi (ARA) yang beroperasi di wilayah pegunungan Wato-wato.

Aktivitas dua tambang nikel tersebut telah mencemari pesisir laut tempat penangkap ikan tradisonal oleh warga Desa Subaim, Kecamatan Wasile. Awalnya, warga Subaim dihebohkan dengan endapan lumpur diduga setebal 20-30 cm yang keluar dari sungai Muria yang sudah tercemar.

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Mirisnya, nasib petani budidaya rumput laut dan nelayan ikan teri setempat terancam diduga dampak dari limbah dua perusahaan tambang tersebut. Bahkan, taman mangrove juga ikut tercemar.

Ketua Karang Taruna Desa Subaim, Arman Ebit, menegaskan pencemaran semakin parah akibat tanggul PT JAS jebol yang membunuh ekonomi masyarakat.

“PT JAS dan ARA harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan laut akibat dari jebolnya tanggul PT JAS yang merupakan dampak dari lumpur tanah merah ini, yang perlahan membunuh ekonomi masyarakat Desa Subaim,” tegasnya, Senin (24/11).

Arman menjelaskan, ekonomi masyarakat Subaim bergantung pada hasil tangkapan nelayan ikan teri. Sedangkan petani bergantung pada hasil panen kelapa. Sayangnya, aktivitas kedua tambang itu mengakibatkan tangkapan nelayan semakin berkurang, karena tempat bertelur ikan sudah tercemar.

“Ketebalan lumpur mencapai 20-30 cm ini bisa juga menyebabkan kerang dan kepiting bisa mati. Maka ini menjadi teguran keras kepada PT JAS, karena sudah dua kali berulah,” ujar Arman.

Ia juga berharap kepada pemerintah daerah dan pusat agar segera bertindak dan melakukan evaluasi terhadap PT JAS.

“Saya sangat berharap kepada pemerintah dari kabupaten sampai pusat agar mengevaluasi PT JAS, kalau pun masalah ini tidak dapat diindahkan maka lebih baik cabut saja IUP-nya PT JAS,” tandasnya.

Terpisah, pihak perusahaan saat dikonfirmasi perihal tersebut belum merespons hingga berita ini ditayangkan. (gon/tan)

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Exit mobile version