MABA, NUANSA – Bupati Halmahera Timur Ubaid Yakub resmi membuka acara Festival Transmigrasi dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 Transmigrasi Wasile. Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan Mancalele Desa Cemara Jaya, Kecamatan Wasile, Kamis (27/11) itu dihadiri Wakil Bupati Anjas Taher, Ketua TP PKK Siti Nur Ubaid, Dandim 1505 Tidore Letkol inf Wahyu, perwakilan Polres Haltim, Kejari Haltim, Camat Wasile, para kepala desa se-Kecamatan Wasile dan Wasile Timur, para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemkab Haltim, serta seluruh lapisan masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Ubaid menyampaikan Halmahera Timur dikenal sebagai wilayah transmigrasi. Hal itu tidak luput dari keberadaan transmigrasi yang berlokasi di wilayah Wasile.
Sehingga itu, atas nama pemerintah daerah, Ubaid memberi penghargaan dan apresiasi kepada seluruh sesepuh dan para tokoh yang telah memprakarsai dengan sukarela mau memboyong keluarganya dari Pulau Jawa, Sumatera dan sekitarnya di 43 tahun yang lalu untuk mendiami hutan belantara yang ada di Halmahera Timur yang dikenal dengan wilayah wasile saat ini.
“Dan hari ini kita bisa menyaksikan secara terbuka kesejahteraan yang telah nampak di mata kita meskipun di satu sisi ada kekurangan dan keterbatasan, tapi dengan penuh syukur penuh hormat atas jerih payah, atas dedikasi dari seluruh sesepuh dari seluruh orang tua, dari warga transmigrasi yang 43 tahun tahun lalu hadir di belantara hutan Halmahera timur,” ucap Ubaid.
Bupati dua periode itu juga mengajak warga agar dapat mewarisi nilai-nilai positif dan produktif yang telah ditorehkan oleh para sesepuh dan generasi 43 tahun lalu.
“Bagi mereka yang telah dipanggil oleh Allah, saya mengajak kepada kita sekalian marilah kita panjatkan doa kehadirat Tuhan yang maha kuasa, semoga arwah dan jasa mereka mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan yang maha kuasa,” harapnya.
Ubaid menambahkan, kehadiran transmigrasi yang berasal dari Pulau Jawa, Sumatera dan sekitarnya, hari ini menurutnya, bukan lagi warga transmigrasi, tapi warga asli Halmahera Timur. Karena itu ia berharap tidak lagi dikotomi warga Jawa dan bukan Jawa.
“Dengan begitu, saya yakin dan percaya bahwa kebersamaan, kegotongroyongan, persatuan dan kesatuan akan hadir, tumbuh, di lubuk hati kita masing-masing sebagai modal dasar kita untuk membangun Halmahera Timur ke depan yang lebih baik,” tambahnya.
Kegiatan yang rencananya berlangsung selama tiga hari itu dirangkaikan dengan kirab budaya, tarian kolosal, pameran UMKM untuk masing-masing desa, serta pelayanan kesehatan gratis dan pelayanan sim gratis serta jalan sehat. (tan)
