SOFIFI, NUANSA — Sebuah langkah besar dalam dunia pendidikan kepulauan akan dimulai dari Maluku Utara pada 2026. Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) resmi disiapkan untuk menjawab tantangan klasik akses sekolah di wilayah terpencil, termasuk pengalaman memilukan di Pulau Rao, di mana sejumlah siswa pernah terpaksa berenang pulang sekolah karena speedboat penjemput tak beroperasi.
Kini, perubahan nyata menanti. Melalui penetapan Maluku Utara sebagai pilot project nasional Sekolah Terbuka berbasis digital oleh Kementerian Pendidikan, siswa di Pulau Saminyamau tahun depan dapat bersekolah di SMA Negeri 1 Morotai tanpa harus menyeberangi laut.
Semua proses teknis akan dipandu langsung oleh kementerian, sebagai model pendidikan digital pertama yang dirancang untuk karakter geografis kepulauan.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, menyebut langkah ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap anak-anak di wilayah terluar.
“Ini bukan hanya pendidikan digital, ini tentang menyelamatkan masa depan mereka,” ujarnya, Sabtu (20/12).
Jika berhasil, program ini diyakini dapat menjadi rujukan nasional dan mengubah perjalanan panjang sekolah anak-anak di pulau terpencil — dari perjuangan fisik di laut, menuju ruang belajar tanpa batas.
Maluku Utara membuka era baru: sekolah tanpa sekat jarak, risiko ombak, dan ketidakpastian transportasi. Anak-anak kepulauan akhirnya bisa belajar dengan rasa aman. (tan)











