Polmas  

Politikus PAN Singgung Kepemimpinan Dua Eks Bupati Morotai

Orasi politik Fadli Djaguna dalam deklarasi dukungan Rusli-Rio. (Zunajar/NMG)

DARUBA, NUANSA – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Fadli Djaguna, menyinggung prestasi kepemimpinan dua mantan bupati Pulau Morotai, yakni Rusli Sibua dan Benny Laos. Hal itu ia sampaikan saat orasi dalam kegiatan deklarasi Rusli-Rio sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, Rabu (28/8).

Dalam orasinya, Fadli menilai kedua pemimpin Morotai sebelumnya mempunyai rekor yang berbeda. Di mana, yang satu menyejahterakan rakyat, dan lainnya membuat warga menderita.

“Pak Rusli Sibua yang meletakan fondasi pembangunan di Kabupaten Pulau Morotai. Saat itu, Morotai seperti hamparan kosong, tapi saat Rusli Sibua pimpin Morotai, di saat itu pula dia meletakkan fondasi pembangunan di Morotai,” kata Fadli.

“Sehingga, saat itu ekonomi Morotai melejit, ekonomi Morotai stabil, perputaran ekonomi begitu kuat, rakyat punya pekerjaan dan orang sejahtera di mana-mana. Beliau adalah konseptor pembangunan Morotai,” sambungnya.

Namun, kata Fadli, ketika di masa kepemimpinan Benny Laos, keadaan di Morotai berbanding terbalik. Ekonomi dan pendapatan warga menjadi sangat sulit. Bahkan, di kepemimpinan mantan bupati Benny Laos dinilai sebagai kepemimpinan yang menstrukturkan kemiskinan.

“Tetapi, ketika masuk Benny Laos, semua bisa lihat, lima tahun orang bataria dari Daruba sampai ke Tanjung Sopi, karena semuanya punya perut kosong. Tidak ada pendapatan di Morotai, tidak ada lapangan pekerjaan di Morotai yang ada cuma kemiskinan struktural, kemiskinan yang diciptakan pemerintahan terhadap rakyat Morotai,” ujarnya.

Fadli juga membeberkan alasan tak menandatangani sejumlah administrasi yang menjadi polemik saat pasangan calon Deny Garuda dan Qubais Baba mendaftar di KPU, Selasa (27/8) kemarin. Ia mengaku karena ada Benny Laos yang menjadi player maker di balik paslon tersebut.

“Saya tidak tanda tangan di pendaftaran Deny-Qubais kemarin itu karena orang Morotai harus sadar benar dengan situasi dan kondisi saat ini. Saya lima tahun bertengkar habis-habisan dengan bupati Benny Laos, makanya tangan saya ini mengharamkan untuk menandatangani satu dokumen pun jika itu karena Benny Laos,” tegas Ketua DPD PAN Morotai itu.

“Lima tahun rakyat Morotai hidup dalam penderitaan dan kemiskinan, 11.600 orang Morotai meninggalkan Morotai ke Halmahera, karena tidak ada lapangan pekerjaan di Morotai. Padahal perjuangan memekarkan Kabupaten Morotai ini adalah hadiah dari perjuangan rakyat Morotai. Olehnya itu, jangan berikan kesempatan kepada orang yang salah lagi,” sambungnya menegaskan. (ula/tan)