NUANSA, JAKARTA – Gerakan Pemuda Nuku (GP Nuku) menyerukan kepada masyarakat Maluku Utara (Malut) untuk menjaga ketertiban dan menolak segala bentuk tindakan anarkisme serta politisasi isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan).
Hal itu disampaikan GP Nuku setelah adanya seruan dalam bentuk video bergambar dengan tajuk “Desember Berdarah” yang beredar luas di media sosial. Di mana, dalamnya itu tertulis ajakan untuk melakukan aksi demonstrasi di kantor KPU Malut, pada Senin, 2 Desember 2024.
Presiden GP Nuku, Djusman Hi Umar mengatakan, seluruh elemen masyarakat harus tetap menjaga kedamaian dan menghormati proses demokrasi yang sedang berlangsung.
“Turun ke jalan itu hak setiap warga negara, tetapi kami berharap aksi tersebut dilakukan secara damai, terukur, dan tidak berujung pada kekerasan atau merugikan masyarakat. Yang lebih penting lagi, jangan sampai isu-isu SARA dimanfaatkan untuk memprovokasi,” tutur Djusman.
Djusman menambahkan, sebagai negara hukum, segala ketentuan yang sudah mengatur tentang proses dan tahapan Pilkada itu sudah diatur secara baik. Warga harus menghormati berlangsungnya proses tersebut hingga selesai dilakukan.
“Kami harus menghormati berlangsungnya proses itu sampai selesai dilakukan. Jika ada dugaan kecurangan, negara membuka ruang untuk diselesaikan melalui jalur hukum dengan bukti yang konkret,” tegas Djusman.
GP Nuku secara tegas menolak segala bentuk politisasi isu SARA yang dapat memecah belah masyarakat. Djusman juga mengingatkan bahwa perjuangan untuk keadilan harus tetap dilakukan dengan cara yang bermartabat dan sesuai konstitusi.
“Stop politisasi SARA dan anarkisme politik. Mari kita bangun budaya demokrasi yang sehat dengan cara-cara yang benar. Gunakan jalur hukum yang ada untuk mengungkap dugaan kecurangan, bukan dengan tindakan yang melanggar hukum atau merugikan orang lain,” ujarnya.
GP Nuku mengajak seluruh masyarakat Maluku Utara untuk bersama-sama menjaga toleransi dan mengedepankan dialog serta hukum dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
Terkait adanya seruan “Desember Berdarah” menurut Djusman sudah pasti akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Ia berharap aksi yang direncanakan itu tetap berjalan dengan damai dan tidak menimbulkan kericuhan.
GP Nuku juga menegaskan komitmen untuk menjaga persatuan dan toleransi di Maluku Utara, serta terus mengawal proses demokrasi yang jujur, adil, dan damai.
“Mari Kita Wujudkan persatuan sebagaimana semboyan kearifan lokal Maluku Utara: Marimoi Ngone Foturu, yang bermakna persatuan adalah kekuatan utama membangun negeri,” pungkas Djusman. (rls)