LABUHA, NUANSA – Aksi demonstrasi yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, pada Selasa (2/9) berakhir ricuh. Imbasnya, Ketua Kohati Badan Koordinasi (Badko) HMI Maluku Utara menjadi korban kekerasan aparat kepolisian.
Peristiwa itu terjadi ketika massa aksi menyuarakan tuntutan mereka di depan kantor pemerintahan daerah. Ketegangan mulai meningkat saat aparat mencoba membubarkan aksi secara paksa. Dalam situasi tersebut, salah seorang aparat diduga memukul Ketua Kohati Badko HMI Malut hingga menimbulkan luka fisik dan trauma psikologis.
Ketua Umum Badko HMI Malut, Akbar Lakoda, mengecam keras tindakan represif yang dilakukan oleh aparat di bawah komando Kapolres Halmahera Selatan. Ia menilai, tindakan tersebut bukan hanya mencederai semangat demokrasi, tetapi juga menunjukkan sikap arogan aparat terhadap gerakan mahasiswa.
“Kami mengutuk keras tindakan kekerasan yang dialami Ketua Kohati Badko HMI Malut. Ini bentuk pelanggaran serius terhadap hak demokratis warga negara. Kami menuntut Kapolres Halsel segera dicopot dari jabatannya, karena gagal mengendalikan anggotanya di lapangan dan proses oknum polisi yang melakukan pemukulan kepada perempuan,” tegasnya.
Badko HMI Malut juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Mereka mendesak Kapolda Maluku Utara untuk mengambil langkah cepat dalam mengevaluasi kinerja Kapolres Halsel serta memberikan sanksi tegas terhadap aparat yang terlibat dalam pemukulan tersebut.
Selain itu, organisasi mahasiswa Islam tertua itu menyatakan tuntutan untuk sesegara Reformasi UU Polri, copot Listiyo Sigit Prabowo dari Kapolri, usut tuntas jenderal polisi yang beking pertambangan illegal dan penyelundupan narkoba di wilayah Maluku Utara. Selain itu, massa aksi akan menyiapkan langkah konsolidasi dan gerakan lanjutan jika tuntutan mereka tidak segera ditindaklanjuti.
“Kami tidak akan tinggal diam. Jika Kapolres Halsel tidak segera dicopot, maka Badko HMI Malut akan menginstruksikan seluruh cabang HMI di Maluku Utara untuk turun ke jalan dengan skala yang lebih besar,” tegas Akbar. (rul/tan)