TERNATE, NUANSA – Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly, resmi membuka Mini Festival Masyarakat Kepulauan, Jumat (38/11). Kegiatan bertajuk “Merajuk Warisan Kebudayaan Kie Se Gam Masyarakat Kepulauan Ternate” ini berlangsung mulai 28-30 November 2025 bertempat di Lapangan Sepak Bola, Kelurahan Fitu, Kecamatan Ternate Selatan.
Kegiatan Mini Festival Masyarakat Kepulauan merupakan kerja sama antara Yayasan Agraris Kepulauan (YASK) Maluku Utara dengan Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI, Maluku Utara.
Dalam sambutannya, Rizal menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Yayasan Agraris Kepulauan Maluku Utara yang telah menyelenggarakan Mini Festival Masyarakat Kepulauan.
“Kita harus berpikir ke depan untuk bagaimana melestarikan permainan tradisional kembali. Karena ini bagian terpenting dalam melakukan edukasi kepada anak-anak kita untuk tidak lagi fokus pada handphone atau gadget,” ucap Rizal.
Menurutnya, kegiatan tradisional ini perlu dilestarikan, sebagaimana yang dilakukan Yayasan Agraris Kepulauan.
“Memang benar kalau anak-anak yang kita tidak perhatikan atau tegur sama mereka, maka mereka akan asyik bermain handphone selama berjam-jam. Maka ini menjadi persoalan kita bersama,” katanya.
Untuk itu, lanjut Rizal, Pemkot siap membantu dan mendukung untuk menggelar festival seperti ini yang skalanya lebih besar. Karena Pemkot tidak bisa berdiri sendiri dalam melestarikan kebudayaan di Kota Ternate.
“Sinergitas perlu dibangun bersama dengan Pemkot Ternate, karena Pemkot tidak bisa berdiri sendiri. Sehingga kolaborasi untuk melestarikan kebudayaan berupa permainan tradisional yang ada di Kota Ternate menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Rizal juga turut menyumbang atau memberikan bantuan dana kegiatan sebesar Rp10 juta kepada panitia pelaksana dalam penyelenggaraan Mini Festival Masyarakat Kepulauan.
Ketua Yayasan Agraris Kepulauan Maluku Utara, Handani Rais dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini dilakukan atas rasa keresahan pada era saat ini. Karena kontrol orang tua terhadap anak-anak masih kurang. Memang masih banyak menggunakan gadget, itulah yang memperlambat proses kemampuan pengetahuan bagi anak-anak.
“Ini juga bagian dari pokok-pokok pikiran kami tentang kebudayaan, terhadap kelestarian permainan tradisional. Dan kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengarah pada kontrol terhadap anak-anak yang sering bermain gadget,” ucapnya.
Menurutnya, seharusnya permainan tradisional yang lebih dilestarikan kepada anak-anak, guna menekan aktivitas anak-anak yang sering bermain gadget.
“Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan diskusi atau talkshow selain ada permainan tradisional,” ujarnya.
Mewakili Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara, Fauzia Rasyid yang juga Ketua Tim Kerja Wilayah BPK Maluku Utara menyampaikan, pihaknya telah melakukan program aktivitas pemajuan kebudayaan sudah di tahun ketiga.
“Dan di tahun 2025 ini kita sudah membuka kegiatan program pemajuan kebudayaan sebanyak dua kali, yang pertama di bulan Juni 2025 dan kedua di bulan Oktober 2025,” katanya.
Menurut dia, di Ternate ada banyak peminat terhadap budaya lokal. Hanya saja, waktu dan ruang sangat sempit yang harus disiapkan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan.
“Namun kami berharap agar kegiatan pelestarian kebudayaan ini harus tetap berjalan atau dibuka agar para komunitas yang ada di Ternate memiliki ruang yang sama dalam pelestarian kebudayaan,” tandasnya. (udi/tan)










