Ragam  

Dinda Rahmawati, Mahasiswi Cantik yang tak Henti Berkarir

Dinda Rahmawati

Mahasiswa-mahasiswi yang fokus kuliah, dengan tujuan menyelesaikan studi tepat waktu, memang sudah biasa. Selain menaruh perhatian serius pada studi, sembari berkarir di luar, terbilang jarang ditemukan. Hal inilah yang dilakukan Dinda Rahmawati, mahasiswi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate. Berikut laporan.

Tanwin Fataha —TERNATE

Muda dan berprestasi. Sepenggal kalimat ini layak disematkan ke Dinda Rahmawati. Putri dari pasangan Suradi dan Murtini ini berhasil meraih predikat Duta Bahasa Nasional. Orang tua Dinda, kesehariannya sebagai penjual makanan di salah satu warung makan di Mapolres Ternate.

Kembali ke kisah Dinda. Perjalanan gadis kelahiran 26 April 2000 hingga menjadi Duta Bahasa Nasional dimulai 2 tahun lalu saat mengikuti lomba pemilihan Duta Bahasa Tingkat Provinsi Maluku Utara.

Dalam lomba itu, ia menjadi pemenang ke 3. Dari prestasi itu, berhasil membawanya mewakili Maluku Utara dalam pemilihan Duta Bahasa Nasional bersama satu peserta lain bernama Yusril Rafiqzal Zuldan.

Bersama Yusril, Dinda mencanangkan program Konten Kebahasaan di platform Tiktok dengan akun @panka_bahasa. Keduanya juga membuat program Dokter Kebahasaan. Melalui program tersebut, mereka membagikan masker kepada masyarakat dengan menuliskan kata-kata unik dalam Bahasa Indonesia dan mengajak siswa-siswi untuk bermain games dengan menggunakan media masker, serta menentukan kata baku dan kata tidak baku.

Saat ditemuai Nuansa Media Grup, Jumat (11/3), Dinda menceritakan pengalamannya dalam mengikuti lomba. Awal mulanya dia direkomendasikan Wakil Dekan III Fakultas Teknik Unkhair mengikuti pemilihan Duta Bahasa tingkat provinsi. Meski saat itu masih ragu dengan kemampuannya, Dinda tak ingin menyia-nyiakan kepercayaan yang telah ada. Ia mengasah kemampuannya dengan terus belajar dan mencari pengalaman.

Dinda sudah meniatkan sejak awal tentang keikutsertaannya dalam pemilihan Duta Bahasa tidak sekadar untuk jadi pemenang. Lebih dari itu, ia ingin membawa nama Unkhair meraih prestasi di tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Apa yang diharapkan akhirnya jadi nyata, tentu saja dengan bonus bagi Dinda; menjadi sang pemenang.

“Allah begitu baik pada saya, sehingga berbagai rejeki Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan menjadi seorang Duta Bahasa bukanlah hal yang mudah. Sebab etika kita dalam bertingkah laku dan berbicara akan menjadi sorotan utama publik. Sehingga seorang Duta Bahasa harus memberikan contoh berbahasa yang santun di era digital untuk anak muda,” ucap Dinda.

Begitu banyak pelajaran berharga yang didapat perempuan tiga bersaudara ini. Pengetahuan baru saat mengikuti pemilihan Duta Bahasa Nasional tentu tidak akan ia peroleh di kampus karena jurusan yang diambil di bangku kuliah begitu jauh berbeda. Dinda banyak belajar tentang kebahasaan dan hal-hal bermanfaat lainnya.

“Selama berkuliah, saya banyak mendapatkan pengalaman dan kesempatan dalam berbagai jenis kegiatan maupun lomba. Provinsi terjauh yang pernah saya kunjungi yakni Jambi, mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Universitas Jambi tahun 2021, memberi kesempatan kepada saya untuk mengabdi di salah satu desa di kabupaten Tanjung Jabung Timur selama 1 bulan,” cerita Dinda.

Keberkahan juga membawanya lolos pendanaan lomba PKM mewakili kampus dalam Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) di Universitas Sumatera Utara tahun 2021. Lomba itu diikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Karena dalam keadaan pandemi, rangkaian kegiatan nasional bergengsi itu diikuti secara online oleh seluruh peserta, kecuali juri PIMNAS yang dapat hadir langsung di Universitas Sumatera Utara.

Kota yang selanjutnya ia kunjungi adalah Ibukota Indonesia yaitu DKI Jakarta untuk mengikuti pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2021, bertemu dengan seluruh Duta Bahasa di Indonesia yang mewakili setiap provinsi masing-masing. Terakhir, ia diberi kesempatan untuk mengikuti studi banding PKM ke Universitas Hasanuddin Makassar. Di sana, ia belajar banyak mengenai sistem PKM yang dibangun oleh Universitas Hasanuddin dan bertemu dengan juri yang menilai presentasi PKM pada timnya.

Kesempatan pun tidak berhenti sampai di situ. Selanjut, ia mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi di tahun 2020, dan mewakili Universitas Khairun pada 2021 dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi nasional yang diselenggarakan secara online. Sayangnya, di seleksi tahap 1  ia sudah gugur, dan tidak bisa mengikuti seleksi berikutnya.

Dinda mengakui bahwa ia adalah pribadi yang skeptis. Artinya, ia memilih keinginan mencari tahu sesuatu hal. Dinda juga suka memasak, mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat, dan kesehariannya banyak diisi dengan membaca buku yang berkaitan dengan keagamaan dan motivasi hidup. Ia sering membaca buku dari penulis Cahyadi Takariawan.

Meski begitu, Dinda tidak banyak mengurung diri di kamar atau menjadi anak rumahan. Sebab dalam 2 tahun belakangan terlibat aktif dalam komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) Maluku Utara, sebuah wadah penerima beasiswa Bank Indonesia dari tiga kampus yang ada di Maluku Utara, yaitu Universitas Khairun, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate.

Dinda menjadi penerima beasiswa BI selama 2 periode. Di GenBI, ia banyak belajar mengenai kepemimpinan, kerjasama tim (teamwork), kreativitas dan berbagai hal bermanfaat lainnya. Ia juga diberi tanggung jawab oleh GenBI Maluku Utara menjadi Ketua Redaksi penyusunan Buku Tahunan GenBI (year book) tahun 2020-2021.

Selain itu, ia aktif dalam sebuah organisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Babussalam Universitas Khairun sebagai pengurus. Dalam LDK ini, ia dibina dan dibentuk untuk menjadi kader dakwah yang tangguh. Di sela-sela kesibukan waktu kuliah, ia juga mengisi privat mengaji anak, yang sebelumnya belajar Tahsin di Rumah Quran Nusantara (RQN) Malut, sempat menjadi pengajar Tahsin anak disana dan saat ini fokus mengisi privat Tahsin anak.

“Berbagai aktivitas yang padat, saya selalu berusaha membagi waktu untuk membantu kedua orang tua saya di rumah. Dengan begitu, segala urusan saya dipermudah oleh Allah SWT,” katanya.

Motivasi hidup yang selalu ia pegang adalah, ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, menjadi orang yang baik, orang yang dapat menginspirasi dan memotivasi anak-anak muda Maluku Utara agar terus berprestasi. Dan, yang terpenting juga adalah berbagai prestasi yang ia raih, tujuannya adalah mengajak orang lain kepada kebaikan. “Karena apapun yang kita lakukan, jika Allah tidak ridha maka Allah tidak akan mudahkan dan lancarkan segala urusan kita, dan ridho Allah ada dalam ridho kedua orang tua kita,” ucap Dinda.

Ia berharap, kedepannya generasi muda di Maluku Utara terus semangat untu meraih prestasi, terus semangat melakukan kebaikan, walaupun di wilayah Indonesia Timur yang mungkin jarang terlihat orang, dan memiliki kultur budaya yang jauh berbeda dengan di Indonesia Barat, namun harus tetap bisa menunjukkan bahwa di Timur Indonesia juga bisa berprestasi. “Kita juga punya semangat yang tinggi seperti mahasiswa lain, walaupun kita kuliahnya di Maluku Utara, itu tidak menutup kemungkinan kita juga bisa mendapatkan beasiswa dan bersaing secara sehat dengan teman-teman di luar sana,” katanya.

Rutinitasnya saat ini sebagai pegawai honor di Kantor Bahasa Maluku Utara. Aktivitasnya membantu bagian Tata Usaha, mengurus salah satu laman kantor, membuat desain pamflet, membersihkan kantor, dan pekerjaan lainnya yang bisa membantu PNS.

“Berhubung saat ini kantor Bahasa Malut pindah ke Tidore Kepulauan, tepatnya di Rum, Kompleks LPMP Malut, jadi saya setiap hari harus pulang pergi menyeberang lautan menggunakan kapal kayu atau speed boat. Walaupun seperti itu, saya sangat menikmati pekerjaan ini dan menjalaninya dengan sepenuh hati,” tutupnya. (*)