Satu lagi anak muda Maluku Utara (Malut) yang mulai muncul kancah sepakbola nasional. Dia adalah Riswan H. Lauhin (22). Putra kelahiran Dewa Sebelei, Kecamatan Makian, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) ini kini resmi memperkuat sepak bola Persebaya Surabaya. Berikut cerita Riswan saat diwawancarai wartawan Nuansa Media Grup (NMG).
Aksal Muin — TERNATE
Semangat dan terus berusaha, itulah yang menjadi modal dasar Riswan. Demi meraih cita-citanya di dunia olahraga sepak bola, ia terus berlatih. Alhasil, kini Riswan dikontrak Persebaya. Riswan akan tampil pada kompetisi Pra Musim Piala Presiden.
Kepada wartawan NMG, Riswan menceritakan, sejak kecil ia sudah menyukai sepak bola. Bakat sepak bola sudah muncul setelah duduk di bangku sekolah dasar (SD), tepatnya kelas dua.
Saat itu juga, sedang diselenggarakan pertandingan sepak bola antar sekolah dasar yang berlangsung di Desa Gorup, Pulau Makian. Riswan terpilih bersama beberapa kakak kelasnya mewakili SD Negeri Sebelei untuk berlaga pada turnamen tersebut.
Setelah pertandingan itu, Riswan kemudian memilih pindah sekolah dari SD Sebelei ke SD Inpres Kalumata di Kota Ternate. ia pindah ke Ternate dengan tujuan terus mengembangkan bakatnya. Di SD Kalumata, Riswan mulai aktif main bola. Namun, ia memilih tidak ikut sekolah sepak bola (SSB). Setelah masuk SMA, ia mengikuti seleksi Liga Pelajar Indonesia (LPI) dan lolos. Ia ikut bergabung dalam tim Smandu (SMA Negeri Dua) Kota Ternate.
“Saat itu saya belum diberikan kesempatan untuk bermain, tapi itu merupakan satu tantangan buat saya. Mulai dari situ saya lebih giat lagi mengembangkan sepak bola,” tutur pemuda kelahiran tahun 1998 itu.
Setelah lulus SMA, ia ikut memperkuat tim kebanggannya, Bintang Kalumata. Klub sepak bola setingkat kelurahan yang sering berlaga antar kampung (Tarkam). “Dari situ mulai timbul semangat, bahwa menjadi seorang pemain bola itu harus berproses, dan itu butuh semangat dan pantang menyerah. Alhamdulillah dari tahap ke tahap melalui liga Tarkam, saya mulai berkembangan dengan perlahan-lahan,” katanya.
Pada tahun 2017, Riswan mengikuti seleksi pekan olahraga provinsi (Porprov) yang diselenggarakan di Kota Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara. Anak ke 4 dari 6 ini pun terpilih masuk kesebelasan dari Kota Ternate, bahkan Riswan didapuk menjadi kapten tim.
“Alhamdulillah saat itu saya bersama teman-teman berhasil membawa Kota Ternate menjuarai turnamen bergengsi tingkat provinsi itu sebagai juara satu dan berhasil membawa pulang medali emas,” kisahnya.
Dari sini, nama putra dari pasangan Hadis Lauhin dan Nurlela Hi. Amir itu dikenal kalangan pesepak bola di Maluku Utara. Riswan pun mendapat tempat istimewa di hati pelatih Alfian Rivai, bahkan ia dipanggil pelatih Alfian Rivai untuk bergabung bersama tim kebanggan masyarakat Ternate, Persiter, untuk mengikuti Liga 3 seri Nasional di Kudus Jawa Tengah (Jateng). Sayangnya, di babak penyisihan, Persiter harus tersingkir.
“Walaupun kalah di babak penyisihan, namun inu merupakan satu momen yang sangat berharga buat saya. Bagaimana langkah demi langkah harus saya lalui untuk bisa sukses ke depan,” ujar Riswan.
Pada tahun 2019, ia kembali dipanggil di untuk memperkuat tim Persiter pada turnamen Liga 3 Maluku-Maluku Utara dan berhasil membwa Persiter ke seri Nasional di Blitar, Jawa Timur (Jatim).
Seusai dari pertandingan ini, ia kembali dan hanya bermain di liga antar kampung, sembari mengumpulkan uang membantu orang tuanya yang hanya berprofesi sebagai petani.
Pada tahun 2020, ia memutuskan untuk merantau mengikuti seleksi tim Liga 2, Cilegon United. Berkat kelihaiannya dalam memainkan sikulit bundar, Riswan pun lolos memperkuat Cilegon United.
Ada dua orang yang berkontribusi besar terhadap karir sepak bolanya, yaitu Mukaram Ali dan Rinto Ali. Keduanya sangat mendorongnya untuk bermain sepak bola di luar Maluku Utara.
“Dua orang ini yang berangkatkan saya ke Cilegon sampai diterima tanpa ada agen. Saat itu, saya dikontrak selama dua musim. Saya juga dipercaya sebagai starter,” katanya.
Baru beberapa kali bermain, pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia membuat semua aktivitas termasuk termasuk pertandingan sepak bola dihentikan sementara. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke Maluku Utara dan bermain di turnamen antar kampung.
Setelah kembali ke Maluku Utara, Riswan mendengar kabar bahwa klub yang dibelanya itu telah dijual. Kini klub tersebut berganti nama menjadi Rans Cilegon. Kabar ini membuatnya patah semangat, sebab pemilik klub yang baru merombak semua pemain dan mengganti dengan pemain baru.
“Saat itu saya putus asa, namun saya tetap berlatih dan mengikuti pertandingan tarkam. Saya juga sempat balik ke kampung halaman di Desa Sebelei,” tukasnya.
Saat berada di kampung, ia ditelepon oleh Mukaram Ali dan memintanya berangkat ke Surabaya, Jawa Timur. Kata Mukaram, Riswan memiliki potensi yang luar biasa, sehingga harus keluar dari Maluku Utara agar menjadi pemain yang sukses.
Saat itu, Riswan tak punya uang untuk berangkat ke Surabaya. Pak Mukaram Ali lah yang membantunya ke Surabaya. “Ko Mukaram bilang ke saya, Riswan, Insyah Allah satu saat nanti kamu menajdi pemain yang profesional. Alhamdulillah saya pergi ke Surabaya pada Sabtu 4 Juni 2022 kemarin untuk mengikuti seleksi dan diberi kesempatan oleh Pelatih Kepala Persebaya, Coach Aji Santoso Selang,” ucapnya.
Selama empat hari Riswan mengikuti seleksi mulai dari dasar, fisik hingga mental. Tepat pada Rabu (8/6) kemarin, Riswan masuk dalam daftar pemain yang nantinya di bawa ke Bandung untuk persiapan Piala Presiden.
Riswan juga saat ini sudah melakukan penandatangan kontrak dengan manajemen Persebaya untuk laga pra musim. Meski ini masih dalam tahap seleksi, Riswan merasa sangat bangga bisa masuk dalam tim Persebaya dalam laga pra musin ini.
“Insyah allah kalau saya dipercayakan menjadi Starting line up Persebaya, saya bisa bertanggung jawab dan berikan yang terbaik untuk tim. Terima kasih kepada kedua orang tua dan keluarga bisa sampai ke tahap ini. Tak lupa juga terima kasih kepada Ko Mukaram dan Ko Rinto atas bantuan maupun dukungan serta motivasinya,” tandasnya.
Riswan juga berpesan kepada teman-temannya agar tidak pernah putus asa, karena setiap proses tidak akan menghiyanati hasil. “Untuk itu, latihan yang lebih giat dan serius. Insyah Allah hasil baik yang akan menanti,” terangnya. (*)