TERNATE, NUANSA – Hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada Senin (18/7), mengakibatkan bencana di beberapa titik di Provinsi Maluku Utara (Malut). di Kota Ternate, hujan deras hingga beberapa jam itu mengakibatkan banjir di Kelurahan Fitu dan Kelurahan Gambesi. Sejumlah rumah warga di dua kelurahan ini dimasuki air hingga setinggi lutut orang dewasa.

Di kelurahan lain, arus deras dari drainase meluap hingga ke badan jalan. Pekuburan Islam yang terletak di Kelurahan Salero, Kacamatan Ternate Tengah juga tergenangi air. Hingga berita ini ditayangkan, Pemerintah Kota Ternate belum ambil sikap. Semenjak BMKG mengeluarkan masyarakat untuk waspada atas cuaca ekstrem beberapa hari lalu, Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman belum menyampaikan imbauan ke warganya untuk waspada.

Di Kota Tidore Kepulauan, terjadi longsor di Desa Payahe. Longsor terjadi di tepi jalan. Pengendara yang melintasi jalan utama penghubung Halmahera Tengah-Tidore Kepulauan itu harus berhati-hati. Agar jalan tidak tertutup, sejumlah masyarakat bergotong royong memindahkan batu yang terletak di badan jalan.
Di Halmahera Barat, banjir juga terjadi di Kecamatan Ibu dan Ibu Selatan. Air meluap hingga memasuki pemukiman masyarakat. Masyarakat juga lah yang bergotong royong membersihkan sampah dan mengatasi banjir. Di Kabupaten Kepulauan Sula, longsor juga terjadi di Kecamatan Sulabesi, tepatnya di tepi jalan penghubung Desa Kabau Pantai, Kabau Darat dan desa Ona. Akibat longsor itu, akses jalan tertutup hingga beberapa jam. Jalan bisa dilintasi lagi setelah masyarakat turun tangan membersihkan tanah dan batu batang pohon di badan jalan.
“Hari ini (18/7) longsor paling parah. Sebenarnya longsor ini sudah terjadi beberapa hari lalu. Akibatnya jalan penuh dengan becek dan tidak bisa dilintasi kendaraan. Kami yang ke desa lain terpaksa harus lewat jalur laut. Karena ini satu satunya jalan kami,” jelas Kepala Desa Kabau Pantai, Murid Umamit.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Babullah Ternate menyampaikan bahwa perkembangan untuk cuaca hari ini (18/7) di wilayah Maluku Utara (Malut), pada malam hari, umumnya berawan dengan potensi hujan ringan dan lebat terjadi di wilayah Ternate, Tidore, Oba, Morotai, Galela, Bacan, Kayoa, Gane Barat, Gane Timur, Patani, Weda, Maba, Wasile, dan sekitarnya.
Untuk informasi dini hari umumnya berawan dengan potensi hujan ringan dan sedang di wilayah Morotai, Bacan, Patani, Gebe, Gane Barat, Sanana, Taliabu, dan sekitarnya. Dimana suhu udara 23⁰C – 27⁰C, kelembaban udara 85 – 100 % serta ngin dari Tenggara- Barat daya dengan kecepatan 05 – 40 kilometer/jam.
Selain daripada itu, BMKG juga mengingatkan, potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di wilayah Halmahera selatan (Halsel), Oba, Bacan, Kayoa, Gane barat, Gane timur. Kondisi inipun bahkan pada malam dan dinihari sama hal terjadinya di Halmahera Tengah (Halteng) khususnya Weda. Untuk potensi gelombang tinggi mencapai 2,5 meter terjadi di perairan Obi, Sula dan Bobong.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Ternate, Setiawan Sri Raharjo, ketika dikonfirmasi Nuansa Media Grup (NMG) mengungkapkan, berlangsungnya cuaca ekstrem yang terjadi sekarang, dipicu adanya pertumbuhan super cell yang berasal dari laut Maluku. Dan ini berlangsung hingga satu hingga dua hari kedepan.
“Hampir 80 persen wilayah maluku utara mengalami cuaca ekstrem di antaranya, Ternate,Tidore, Halteng, Halsel, Halbar, Taliabu, Kepsul. Sementara potensi tinggi gelombang 2 meter berada di wilayah Ternate ke Batang. Ternate-Tidore – jailolo tinggi gelombang 0.75 -1.75 meter dan perairan Sula-Taliabu serta Obi 1.5 – 2.5 meter, “ucapnya (gun/rii)