TERNATE, NUANSA –Spanduk di Kelurahan Dufa-Dufa, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, ternyata dibentangkan oleh mahasiswa dan masyarakat adat Ternate. Ini diakui Rian Momole dan Hasrillah, dua pemuda adat Ternate. Spanduk itu dibentangkan dalam rangka persiapan aksi yang rencana digelar di kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Ternate, Senin (1/8).
Spanduk tersebut disertai tagar bertuliskan #Tangkap dan adili Wali Kota Tauhid Soleman, #Tauhid Musuh Bersama, #Wali Kota Koruptor Haornas, #Tauhid Bukan Gam Madihutu. Tidak hanya Tauhid. Serangan juga mengarah pada Rizal Marsaoly yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bappelitbangda dan Samin Marsaoly sebagai Kepala PKPSDMD. Perang tagar itu di antaranya #Tangkap Rizal Marsaoly, #Rizal Koruptor Rumah Dinas, #Tangkap Samin Marsaoly, #Samin Koruptor Panggung Festival Pulau Hiri.
Rian Momole mengatakan, pihaknya menemukan banyak kejanggalan dalam proses hukum dugaan korupsi anggaran Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2018. Yang membuat mereka heran kenapa Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman tidak ditetapkan tersangka. Padahal, posisinya dalam kegiatan Haornas adalah Ketua Panitia kegiatan, Sekretaris Kota Ternate dan Ketua TAPD Ternate.
“Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman adalah orang yang paling bertanggung jawab pada kasus Haornas. Sejauh ini memang fakta dan nyata, ada yang sengaja mengkambinghitamkan pihak tertentu saja. Sementara Wali Kota adalah orang yang sangat bertanggung jawab dalam kasus ini. Lalu kenapa hanya Sekretaris Panitia yang ditetapkan tersangka, ” tegasnya.
Sementara, dua nama lainnya, yakni Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Ternate, Rizal Marsaoly dan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Ternate, Samin Marsaoly, ikut terseret dalam aksi yang akan digelar nanti. Alasannya, Rizal diduga terlibat dalam dugaan masalah pembelian eks kediaman Gubernur Maluku Utara. Sedangkan Samin diduga terlibat dalam dugaan korupsi anggaran pembuatan panggung festival Pulau Hiri. “Jadi Samin dan Rizal ini, terlibat kasus di luar dari pada Haornas. Kami merasa sangat penting untuk disuarakan. Pada aksi damai nanti kami minta petugas penerapkan SOP agar tidak terjadi hal-hal di luar yang kita inginkan. Kami harap aparat bisa pahami kondisi yang kami alami, “kata Rian berharap.
Hasrillah menambahkan, berbagai gerakan yang mereka lakukan itu, termasuk aksi, adalah untuk meminta keadilan agar penegakan hukum tidak tebang pilih. “Kami hanya minta Wali Kota ditetapkan tersangka. Karena Wali Kota ini sangat bertanggung jawab dalam Haornas,” tutupnya. (nis/rii)