TERNATE, NUANSA – Puluhan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Baabullah Ternate melakukan demonstrasi di depan kantor Wali Kota Ternate, Senin (3/10). Pada aksi tersebut, massa dengan tegas menolak rencana PDAM Ternate menaikkan tarif air bersih. Selain berorasi, demonstran juga membawa spanduk yang bertuliskan “selesai masalah air bersih di Kota Ternate.
Koordinator aksi, Jufikar mengatakan, Pemerintah Kota Ternate harus menyadari bahwa air adalah kebutuhan dasar masyarakat. Dengan demikian, stok air tidak mestinya terbatas. Sangat tidak masuk akal jika stok air yang minim, malah tarifnya dinaikkan. Pemerintah telah berupaya supaya air bersih mudah diakses masyarakat, salah satunya dengan membentuk PDAM di berbagai daerah. Tetapi kenyataannya air sudah didapat masyarakat, bahkan di Kota Ternate tarif air bersih rencana dinaikkan.
“Kami menolak keras rencana kenaikan tarif air bersih. Ketika kami mencari tahu di lapangan, terdapat masyarakat yang berada di RT 7, RT RT 8, RT 9, RT 10, RT 11, dan RT 12 di Kelurahan Tabona, Kecamatan Ternate Selatan, air bersih yang di wilayah itu ternyata bergiliran. Di Ternate ini seakan-akan ada makenisme giliran air bersih mengalir. Kalau hari ini di RT 11, maka di RT 12 tidak jalan, begitu juga sebaliknya. Kami juga menemukan ada salah satu warga di RT 12 Tabona itu air bersihnya sudah tidak mengalir lagi. Ulah PDAM ini sudah tentu berpengaruh terhadap aktivitas sosial masayarat, termasuk ibadah, ” ujar Julfikar.
Warga yang air bersinya tidak mengalir itu padahal rumahnya dekat dengan bak penampungan air. Akibat air bersih dari PDAM tidak mengalir, mereka akhirnya memiliki membeli air di tempat lain yang dijual per drum yang digunakan hingga tiga hari, dengan harga Rp 70 ribu. “Masyarakat tidak mestinya krisis air, karena stok kita masih banyak. Masyarakat tidak harus beli air per drum. Pada kesempatan ini kami sampaikan menolak keras kenaikan harga tarif air bersih. Pemkot juga harus memastikan masyarakatnya terdistribusi air secara baik,” harapnya. Usai berorasi, massa aksi dari PMII membubarkan diri dengan tertib. (udi/rii)