Hanya Bisa Jalan-jalan, Kemampuan Komisioner Bawaslu Malut Dipertanyakan

Kantor Bawaslu Maluku Utara.

TERNATE, NUANSA – Inilah akibatnya jika seleksi penyelenggara pemilu tidak mempertimbangkan kualitas. Lihat saja yang terjadi di Bawaslu Provinsi Maluku Utara. Selepas dilakukannya seleksi tiga komisioner beberapa waktu, hingga kini tidak terlihat apa yang harus mereka lakukan. Padahal tahapan pemilu sementara berjalan. Tiga nama baru yang masuk sebagai komisioner Bawaslu Maluku Utara adalah Masita Nawawi Gani (kini jabat ketua), Suleman Patras dan Andrian Yoro Naleng.

Terhitung sudah memasuki 15 hari tiga orang tersebut dilantik sebagai komisioner Bawaslu. Mestinya mereka sudah action, nyatanya tidak. Direktur Lembaga Studi Pemilu dan Demokrasi (LSPD) Maluku Utara, Alfajri A Rahman mengaku tidak habis pikir dengan komposisi Bawaslu Maluku Utara sekarang. Jika tidak menjadi perhatian serius Bawaslu RI, maka jangan berharap penyelenggaraan pemilu di daerah ini akan berkualitas.

“Mereka sudah harus upaya akselerasi kerja Bawaslu di internal dan eksternal, lebih khusus lembaga-lemabaga mitra kerja Bawaslu. Ini penting dilakukan agar membangun kerja sama yang kuat dalam menghadapi pemilu serentak yang begitu kompleks, dan nantinya penyelenggara juga harus siap. Tapi lihat saja, setelah dilantik, tiga orang yang baru masuk itu hanya sebatas melakukan monitoring di kabupaten/kota. Anehnya, dua komisioner lama juga ikut ritme tiga orang baru ini. apakah tugas Bawaslu itu hanya monitoring yang habiskan anggaran?. Di sinilah bisa ambil kesimpulan, dua orang lama dan tiga orang baru di Bawaslu ini tidak tahu mau kerja apa dan mereka hanya bisa jalan-jalan,” ujarnya.

Menurut Alfajrie, kelihatannya komisioner Bawaslu Maluku Utara yang sekarang tidak tahu harus memulai dari mana setelah ditinggal dua mantan komisioner, Bawaslu Muksin Amrin dan Aslan Hasan. Mereka harus tahu kalau tahapan pemilu sudah jalan, yakni verifikasi partai politik dan tak lama lagi verifikasi faktual. Sekarang ini mereka sudah harus konsolidasi internal, silaturahmi dengan mitra kerja, konsolidasi dengan Bawaslu Kabupaten/Kota, penyiapan draf hibah pilkada, pengawasan verifikasi administrasi perbaikan partai politik dan kesiapan SOP antisipasi munculnya laporan administrasi.

“Pemilih di Malut lagi menurun dari sebelumnya 817.000, sekarang turun menjadi 782.954 orang pemilih. Belum lagi jumlah pemilih pemula yang mengalami kenaikan serta kategori pemilih TMS lainnya. Persoalan ini apakah Bawaslu punya data sandingan untuk menjelaskan, termasuk juga latar belakang naik turunnya jumlah pemilih apa penyebab dan indikatornya. Tugas Bawaslu berat jangan main-main, karena publik tetap memantau kinerja Bawaslu dalam menghadapi Pemilu serentak,” tandasnya.

Informasi yang dihimpun Nuansa Media Grup (NMG) menyebutkan, satu pekan terakhir ini tiga komisioner baru dan dua orang lama intens melakukan perjalanan dinas. Pekan lalu, Adrian Yoro ke Bawaslu Tikep dan Halut hanya sebatas kunjungan. Kemudian, Ketua Bawaslu Masita Nawawi Gani malah ke Jakarta hadiri undangan Bawaslu RI. Selanjutnya, Suleman Patras kunjungan ke Bawaslu Halmahera Selatan. Ikbal Ali ke Halmahera Barat dan Fahrul hadiri undangan Bawaslu RI di Bali. Kunjungan lima komisioner di beberapa daerah tersebut setelah ditelusuri, ternyata tidak bersifat penting dan mendesak. Pekan ini mereka masih lanjutkan agenda kunjungan dengan menggunakan anggaran Bawaslu. (tan)