TALIABU, NUANSA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sementara ini turun ke desa-desa dalam rangka menekan angka stunting. Salah satu cara Pemkab menurunkan jumlah stunting adalah membagikan parsel sehat. Pembagian parcel sehat ini dilakukan Dinas Kesehatan bersama TP-PKK Pulau Taliabu di sejumlah desa di Taliabu yang dimulai pada Sabtu (15/10). Kemudian pada Minggu (16/10), pembagian parcel kembali dilakukan di Desa Langganu, Kecamatan Lede.

Kegaitan berlangsung di Balai Desa Langganu yang dihadiri Asisten I Ma’aruf bersama Anggota DPRD Pardin Isa, Ridwan Soamole dan Marleni. Pembagian parcel sehat ini juga dihadiri sejumlah pimpinan OPD.
Kepala Dinas Kesehatan Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly dalam sambutannya menyampaikan bahwa ini merupakan hari kedua kegiatan dalam rangka pembagian parcel sehat stunting dan gizi kurang. “Di tahun 2022 ini Taliabu ada 10 lokus desa stunting yang telah ditetapkan surat SK Bupati berdasarkan data SSGI atau data hasil survei salah satunya di Desa Langganu,” ujarnya.
Kata Kuraisia, di tahun 2023 nanti sesuai data survei di Kabupaten Pulau Taliabu ada bertambah 23 desa lokus stunting. Sehingga ditotalkan semua sebanyak 33 desa lokus stunting, dan untuk Kecamatan Lede hanya di Desa Langganu “Kita bisa tekan dan itu kita bisa laksanakan penanganan penurunan stunting dan pencegahannya dari kita semua, bukan hanya dari Dinas Kesehatan, DPRD, Ibu PKK, tapi kita tanggung jawab semua,” tuturnya.

Sementara Ketau TP-PKK, Hj. Zahra Yolanda Mus menambahkan, stunting adalah orang dengan ukuran tubuh kecil. Zahra selaku Duta SGO NGKA selalu mendukung sekali pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
Anggota DPRD, Ridwan Soamole dalam sambutannya mengatakan bahwa bagaimana anak tidak kenal stunting, sementara kepala desa hanya tinggal di Ibu Kota Kabupaten Bobong dan tidak memperhatikan masyarakatnya. “Kami DPRD dalam satu minggu ini terus bersama-sama dengan Dinas Kesehatan turun ke desa-desa untuk mengetahui apa kekurangan di desa, sehingga kita kita bahas pada anggaran 2023,” katanya.
Ridwan menegaskan kepada kepala desa untuk nantinya memprogramkan anggaran dana desa untuk stunting. Begitu juga dengan para kepala sekolah agar Dana BOS juga diperuntukkan kepada anak sekolah. ”Dana BOS itu bukan untuk kalian makan, akan tetapi itu diberikan kepada siswa. Bukan hanya beli pulpen dan buku, setelah itu habis. Kasih makan juga untuk anak sekolah, jang makan sendiri,” tandasnya. (ysn/tan)