Polmas  

GMKI-GAMKI Demo di Bawaslu Malut, Desak DKPP Copot Adrian Yoro Naleng

GMKI dan GAMKI menggelar aksi di depan Kantor Bawaslu Malut. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – Sejumlah massa aksi yang menamakan diri dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Bawaslu Maluku Utara di Kota Ternate, Senin (31/7).

Dalam aksi tersebut, massa aksi meminta agar Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memberhentikan Adrian Yoro Naleng dari Anggota Bawaslu Malut.

Koordinator Aksi Pengurus Wilayah 15 GMKI Malut, Fandi Salasa, dalam orasinya menyampaikan bahwa setelah mencermati proses pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik Pemilu pada Jumat (28/7) pekan kemarin dengan teradu Adrian Yoro Naleng. Di mana dalam keterangannya, Adrian menyebut dirinya merasa terganggu dengan adanya isu SARA.

Hal tersebut, kata Fandi, adalah semata-mata untuk pembelaan diri Adrian di hadapan majelis pemeriksa dari DKPP. Sebab selama ini di Maluku Utara tidak terdapat permasalahan hingga terpecah belah kesatuan dan persatuan sebagai akibat dari isu SARA tersebut.

Apalagi masyarakat Maluku Utara adalah masyarakat yang plural dan hidup berdampingan dalam damai, meski berbeda suku, agama, ras dan golongan.

Keterangan Adrian terkait isu SARA ini sekarang telah menjadi wacana luar dan menimbulkan amarah publik yang dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan masyarakat yang berdampak pada persatuan dan kesatuan.

“Maka demi kepentingan hidup dalam keberagaman yang aman dan damai serta jauh dari konflik kepentingan suku, agama, ras dan antar golongan serta demi merawat demokrasi di Maluku Utara, kami mendesak kepada Ketua DKPP untuk memberikan sanksi pemberhentian tetap kepada Adrian Yoro Naleng dari keanggotaan Bawaslu Malut,” tegasnya.

Sebelumnya, Adrian dilaporkan ke DKPP oleh Perkumpulan Demokrasi dan Konstitusi (PANDECTA) Malut atas dugaan intervensi tim seleksi (Timsel) calon anggota Bawaslu Kabupaten/Kota. Di mana Adrian diketahui membuat WhatsApp Grup (WAG) yang berisikan beberapa Timsel kabupaten/kota dan seorang politisi PDIP.

WAG tersebut dinamai “The A Team”. Isi percakapan di WAG ini menjurus ke proses seleksi Bawaslu kabupaten/kota yang diduga diatur oleh Adrian. Isi percakapan ini kemudian dibongkar oleh salah satu anggota Timsel setelah diberhentikan lantaran dianggap tidak mau mengikuti arahan. (tan)