Polmas  

Gerindra Optimis Maluku Utara Lumbung Suara Prabowo di Pilpres 2024

Ketua DPD Gerindra Malut, Muhaimin Syarif. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – Partai Gerindra kian optimis Maluku Utara menjadi basis pemenangan Prabowo Subianto pada Pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Gerindra Malut, Muhaimin Syarif, usai menggelar pertemuan dengan lima pimpinan partai wilayah Malut yang tergabung dalam koalisi pendukung bakal calon Presiden Prabowo Subianto di Red Corner Cafe, Kota Ternate, Rabu (6/9) malam. Kelima partai tersebut yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PBB, dan Partai Gelora.

Muhaimin mengatakan, koalisi partai yang sudah dibentuk secara nasional ini merupakan salah satu kekuatan politik untuk memenangkan Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024, baik di pusat maupun daerah.

Maluku Utara sendiri, kata Muhaimin, dalam kalkulasi peraihan suara Pilpres sebelumnya, Prabowo telah menang di angka 50 persen. Sampai saat ini sudah tiga kali memenangkan pemilihan, baik sebagai calon wakil presiden maupun presiden.

”Dengan koalisi ini, kami optimis Insyaallah  dalam keadaan apapun Pak Prabowo bakal meraih kemenangan,” katanya.

Muhaimin menuturkan, walaupun lima partai sudah mendeklarasikan koalisi, di satu sisi  masih menyisakan PSI dan Partai Garuda. Meski begitu, pihaknya berharap dalam waktu dekat secara nasional kedua partai tersebut bisa bergabung atau melakukan deklarasi. Sejauh ini pihaknya masih menunggu, karena ini merupakan domain pimpinan nasional.

”Bagi kami di daerah, apapun menjadi keputusannya kami siap jalankan dengan tujuan menang dan menjadikan Pak Prabowo sebagai Presiden,” ujarnya.

Muhaimin mengaku, pertemuan pimpinan secara intensif sudah dilakukan oleh para pimpinan di tingkat nasional. Tentunya partai koalisi mempunyai tantangan tersendiri untuk menang di Pilpres. Bahkan tidak menutup kemungkinan hal ini juga akan dibawa pada Pilkada Malut nanti.

“Politik ini dinamis, yang terpenting adalah apapun yang menjadi koalisi ini tentu kita harus memiliki bargaining posision secara nasional, Malut dan masyarakat. Paling terpenting juga kita diperhadapkan dengan tantangan internal dan eksternal. Di mana internal dalam koalisi itu sendiri, sementara eksternal berhadapan dengan kontestan yang lain. Kalau kita tidak pelihara dan menjalin komunikasi dengan baik, tentu membawa dampak stabilitas politik di daerah,” pungkasnya. (ano/tan)