JAKARTA, NUANSA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus melakukan terobosan untuk membangun desa di Indonesia. Bagi jajaran di Kemendes PDTT, membangun desa tidak hanya bergantung pada sumber pembiayaan dalam negeri, tetapi juga melalui kerja sama dengan lembaga internasional.
Setelah China, Sekjen Taufik berkesempatan melawat ke Tokyo. Sekjen bertolak dari Jakarta pada Jumat (29/9) dan tiba di Tokyo pada Sabtu (30/9). Di Tokyo, Sekjen Taufik bertemu dan membahas pembangunan desa dengan beberapa Mitra Pembangunan Indonesia. Perusahaan yang ditemui Sekjen Taufik adalah GMO, salah satu perusahaan internet terbesar di dunia. Pertemuan digelar pada Minggu (1/10). Meski libur, pertemuan tetap terjadwal untuk membahas pembangunan desa di Indonesia. Issu yang dibahas adalah memperkuat transformasi digital di desa, memperkuat smart village di Indonesia, website bumdes, promosi produk unggulan desa melalui pendekatan IT, membangun kerja sama, bertukar gagasan untuk memperkuat kapasitas desa, khususnya pengembangan ekonomi perdesaan.
Dengan posisi GMO sebagai salah satu perusahaan Internet terbesar di dunia, Sekjen Taufik ingin agar ada inovasi dalam setiap kebijakan pembangunan desa yang mengandalkan IT. Selain itu, didorong kerja sama dengan mengundang pihak GMO ke Indonesia, bahkan ke Maluku Utara (Malut), guna melihat perkembangan pembangunan desa di Indonesia sekaligus kemungkinan peluang kerja sama bisang ekonomi digital di desa. (kov)