Sekjen Taufik Bertemu Sekjen APO Bahas Peningkatan Produktivitas Desa

Sekjen Taufik bertemu Sekjen APO membahas peningkatan produktivitas desa. (Istimewa)

TOKYO, NUANSA – Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Taufik Madjid bertemu Sekretaris Jenderal Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata saat kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, Kamis (5/10).

APO merupakan organisasi internasional melibatkan 21 negara Asia yang berkantor pusat di Tokyo. Selain Indonesia dan Jepang, beberapa negara lain di dalamnya adalah Singapura, Thailand, Vietnam, Cina, Kamboja, dan beberapa lainnya.

Pada periode 2022-2025, posisi Sekjen APO ditempati oleh Indra Pradana Singawinata, berasal dari Indonesia. Hal ini menjadi kebanggaan dan memberikan harapan besar agar desa-desa di Asia termasuk Indonesia menjadi semakin maju karena kerja sama di antara keduanya.

Saat bertemu dengan Sekjen Indra Pradana Singawinata, Sekjen Taufik Madjid membahas tentang kemitraan antara Kemendes PDTT dengan APO melalui National Productivity Organization (NPO) terkait peningkatan produktivitas di desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

Ada beberapa hal yang ditekankan Sekjen Taufik Madjid. Di antaranya adalah upaya untuk menghidupkan dan memperkuat Program Desa Migran Produktif (Desmigratif).

Sekjen Taufik bertemu Sekjen APO membahas peningkatan produktivitas desa. (Istimewa)

Tidak hanya itu, Sekjen Taufik juga membahas perihal upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di antaranya adalah melalui pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), menumbuhkan pendapatan masyarakat desa, hingga terbukanya lapangan kerja di desa-desa.

“Kita mau menghidupkan dan memperkuat program Desmigratif. Kita mau mendorong terealisasinya one village one product untuk peningkatan poerekonomian masyarakat desa, BUMDesa, desa wisata, dan poin penting adalah bagaimana membuka lapangan kerja di desa,” paparnya.

Desmigratif adalah program yang diinisiasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia bersama Kemendes PDTT sebagai konsep penanganan desa-desa kantong pekerja migran secara terpadu dan terintegrasi dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait untuk memberdayakan, melindungi, dan melayani Pekerja Migran Indonesia (PMI) beserta keluarganya mulai dari desa.

Ada empat pilar untuk merealisasikan program tersebut. Pertama adalah membentuk Pusat Layanan Migrasi di desa bagi PMI maupun calon PMI (CPMI), supaya bisa memberikan layanan informasi pasar kerja, bimbingan kerja, verifikasi data CPMI. Kedua menumbuhkembangan usaha produktif di Desmigratif, dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan produktif untuk berwirausaha dengan pemberian pembekalan kewirausahaan, pengembangan inovasi usaha produktif, pemanfaatan penerapan teknologi tepat guna, pemberian bantuan sarana usaha, inkubasi bisnis, pemasaran hasil kewirausahaan produktif melalui kerja sama kelembagaan.

Pilar ketiga memfasilitasi pembentukan komunitas pembangunan keluarga atau community parenting. Pemerintah mencoba untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat Desmigratif bahwa pendidikan anak, tidak hanya didapat dari orang tua biologisnya sebagai sebuah kewajiban. Pilar keempat memfasilitasi penumbuhkembangan koperasi dan atau badan usaha milik desa. Tentu saja hal ini untuk membangun kembali budaya bangsa harus melalui bergotong-royong secara ekonomi untuk memberikan kemudahan untuk mengakses modal usaha, modal bekerja dan sekaligus melindungi PMI dari jeratan hutang para rentenir atau calo yang sangat meresahkan dan merongrong kesejahteraan para PMI.

Sekadar informasi, pertemuan antara Sekjen Taufik Madjid dengan Sekjen APO Indra Pradana Singawinata sangat relevan dengan kegiatan tahunan yang akan diadakan oleh Kemendes PDTT pada 7-10 November bertajuk “Conference on Tourism 4.0 for Rural Development. (tan)

Exit mobile version