LABUHA, NUANSA – DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku Utara mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut agar memperhatikan nasib nelayan di Pulau Obi, Halmahera Selatan. Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPD KNPI Malut, M Wahib Sahie, Kamis (2/11).
Menurutnya, intervensi serius dari Pemprov Malut sangat perlu untuk kelangsungan kesejahteraan pemberdayaan nelayan. Sebab, sejauh penelusurannya, persediaan fasilitas alat tangkap sangat terbatas. Bahkan sebagian besar fasilitas nelayan hanya menggunakan perahu dan ketinting untuk kepentingan nelayan.
“Pulau Obi termasuk wilayah yang memiliki pendapatan relatif cukup besar untuk sektor perikanan laut. Ini dibuktikan dengan luas potensi lumbung ikan perairan laut. Misalnya, di Desa Anggai, Kecamatan Obi. Dulu, di Desa Anggai termasuk ekspor ikan terbanyak dengan beragam jenis ikan yang diperoleh. Para nelayan tidak kesulitan mencari ikan dan bahkan jarak yang ditempuh melaut pun hanya cukup dekat kampong,” ujarnya kepada Nuansa Media Grup (NMG).
Namun kini, para nelayan justru kesulitan. Mereka mengeluh akibat dari tindakan pelaku-pelaku pengeboman yang cukup marak terjadi. Tentunya peristiwa pengeboman menjadi masalah serius atas kerusakan ekosistem laut dan perlu ada perhatian serius dari aparat kepolisian sebagaimana undang-undang yang berlaku.
Sebab hasil pendapatan para nelayan Anggai selain di sektor pertambangan, sektor perikanan relatif menguntungkan untuk kebutuhan pendapatan ekonomi masyarakat.
“Untuk itu, sebagai pecinta nelayan, tentu saya berharap penuh kepada kita semua, lebih khusus masyarakat Anggai untuk tetap bersama-sama menjaga kelestarian ekosistem laut untuk masa depan para nelayan dan generasi-generasi kita,” tandas Wahib. (tan)