Sepi Pembeli, Pedagang Barito Salahkan Pemkab Morotai

Pedagang Barito di Pasar CBD Morotai. (Zunajar/NMG)

DARUBA, NUANSA – Sejumlah pedagang bawang, rica, tomat (Barito) mengeluhkan menurunnya daya beli masyarakat di Pasar Central Bussiness District (CBD) Morotai. Mereka menilai, program pangan murah yang diusung Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai dengan harga yang relatif murah membuat harga bahan pokok di pasar kerap tak laku.

Salah satu pedagang Barito, Ria (39 tahun), mengaku operasi pasar murah yang dicanangkan Disperindagkop-UKM serta penjualan barito secara online oleh Dinas Pertanian menjadi pemicu menurunnya daya beli masyarakat di Pasar CBD.

“Perindagkop dorang mau bikin pasar murah sampai di kampung-kampung, akhirnya torang di sini kewalahan. Torang beli minyak dan telur pe harga sekian, dorang jual dengan harga lain, bagaimana orang mau belanja lagi di sini,” kata Ria kepada Nuansa Media Grup (NMG), Sabtu (24/2).

“Baru Pemda yang bikin begitu, seharusnya tanya juga orang pasar, apakah bisa atau tidak harganya, cuma dorang sendiri yang punya mau, akhirnya torang di sini kewalahan. Sudahlah kalau yang toko-toko besar sana kan dorang punya banyak langganan, tapi torang yang kecil-kecil begini torang setengah mati,” sambungnya.

Selain itu, Ria mengatakan, Dinas Pertanian juga menjual stok barito dengan harga yang relatif lebih murah dan punya strategi marketing yang lebih mumpuni. Sehingga itu, secara otomatis menggerus para pedagang kecil di Morotai, terutama di Pasar CBD.

“Terus sekarang dorang (pemerintah) juga sudah jualan sendiri lagi di online, tapi kan kasihan torang di pasar. Itu Dinas Pertanian pe kerja itu. Dorang kalau ada stok itu dorang jual online, termasuk tomat dan rica itu tetap di online. Torang di sini mau ada kendala dan tidak ada juga tetap torang diam saja, sudah tidak tahu mau bilang di mana, tergantung siapa yang kuat saja,” ujarnya. (ula/tan)