JOMBANG, NUANSA – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dengan pendidikan yang berkualitas.
Hal itu disampaikan saat menghadiri halalbihalal di Yayasan Sultan Agung Tebuireng, Jombang, Jawa Timur yang menaungi SMK 1 dan 2 Tebuireng pada Kamis (25/4).
Sebagai pembina Yayasan Sultan Agung, menteri yang akrab disapa Gus Halim ini menyampaikan sejarah berdirinya SMK Sultan Agung yang sejak awal hingga saat ini banyak mengalami kemajuan pesat.
Sekolah kejuruan di Jombang ini berdiri pada tahun 1996, di mana saat itu hanya memiliki 5 ruang kelas dan masih menumpang di Universitas Hasyim Asy’ari.
Namun, seiring berjalannya waktu akhirnya bisa membangun gedung sendiri, baik di SMK 1 yang sebelumnya STM maupun SMK 2 yang sebelumnya SMEA.
“Dalam merintis berdirinya SMK Sultan Agung ini dengan berbagai dinamika. Dari tidak ada gedung hingga memiliki gedung sendiri. Bahkan, kita bersyukur hingga saat ini masih sangat eksis, masih menjadi salah satu prioritas pilihan dari masyarakat Jombang bagian selatan,” katanya.
Lebih lanjut, Gus Halim menyampaikan bahwa Yayasan Sultan Agung bukan milik keluarga. Namun, milik umat yang dirintis bersama-bersama.
“Makanya tidak boleh ada anak, cucu yang mengurus bersamaan. Kita bangun merit sistem, siapa yang reputasinya bagus bisa naik berkarir di dalam Sultan Agung. Yang jelas, ini lepas dari kepentingan pribadi masing masing,” katanya.
Dalam perkembangannya, Gus Halim menyampaikan bahwa Yayasan Sultan Agung telah meminta kerja sama dengan Lion Air Group terkait rekrutmen karyawan Lion Group.
“Alhamdulillah, sudah ada yang masuk di Lion Air group. Dan ke depan juga Lion Air group akan menyiapkan sekolah tinggi teknik dan kita akan kerja sama dengan bentuk beasiswa. Semoga SMK 1 dan 2 makin meningkat popularitasnya dan banyak diminati. Tentunya, kualitas akan terus dibenahi juga,” katanya.
Gus Halim memiliki impian yang belum terwujudkan hingga saat ini yakni belum memiliki asrama terutama untuk SMK 2 yang sebagian besar putri.
“Apapun pendidikan agama atau moral hanya bisa intensif kalau diasramakan. Kelas 1 wajib, kalau kelas 2 dan 3 itu pilihan. Saya yakin akan banyak warga masyarakat senang kalau anaknya kita didik bukan hanya skill-nya. Tapi juga kapasitas kepribadiannya, akhlaknya, ngajinya dan sebagainya,” urainya.
Selain itu, Gus Halim mengajak untuk tetap bersama-sama menjaga kekompakan, kebersamaan, kerukunan demi satu tujuan, yakni agar Sultan Agung semakin hari semakin baik. (tan)