Opini  

Eskalasi Konflik di Palestina: Serangan Israel dan Krisis Kemanusiaan yang Semakin Parah

Oleh: Firdaus Muhidin
Pegiat Literasi/Anggota Humas KAMMI Daerah Ternate

_____

KEMBALI dalam gerakan aksi kemanusiaan yang dimotori oleh seluruh aktivis anak muda peduli Palestina. Gerakan aksi kemanusiaan ini terlihat begitu ramai di depan Masjid Al-Munawar Kota Ternate, sebagai tempat suci yang dimana massa aksi bela Palestina menyuarakan rasa peduli kemanusiaan dan kecintaan pada keadilan atas kekejaman brutal serangan Israel terhadap Palestina. Aksi ini dimotori dalam gabungan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Kota Ternate Bela Palestina. Aksi damai bela Palestina dan dirangkaikan dengan memperingati 225 Hari Genosida, Minggu (19/5/2024). Bertempat di depan Masjid Al-Munawwar Kota Ternate. Aksi bela Palestina dimulai sekitar pukul 08:00 WIT, dengan beberapa point tuntutan dalam spanduk massa aksi yaitu: “Bebaskan Palestina 32.000- korban jiwa genosida di Palestina”.

Maka dalam kesempatan yang sama singkatnya dalam tulisan ini bahwa perkembangan situasi di Palestina pada tahun 2024, terus menjadi salah satu isu paling krusial dan kompleks dalam politik internasional. Konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini melibatkan berbagai aspek seperti hak asasi manusia, politik, agama, dan identitas nasional. Beberapa perkembangan penting telah terjadi. Pertama, meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina telah mendorong upaya diplomatik internasional untuk mencari solusi damai. Banyak negara dan organisasi internasional kembali menegaskan komitmen mereka terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar terbaik untuk konflik ini. Namun, implementasinya tetap menghadapi berbagai tantangan, termasuk perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat dan situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza.

Kedua, perubahan dinamika politik di dalam negeri masing-masing pihak juga mempengaruhi arah konflik. Di Palestina, ada dorongan kuat dari rakyat untuk persatuan di antara faksi-faksi yang berbeda seperti Fatah dan Hamas. Meskipun tantangan untuk mencapai kesepakatan politik internal tetap besar, upaya ini penting untuk memperkuat posisi Palestina dalam negosiasi internasional.

Selain itu, peran Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya seperti Uni Eropa dan negara-negara di kawasan Timur Tengah sangat krusial. Kebijakan AS di bawah pemerintahan yang baru berpotensi mengubah dinamika konflik, baik melalui dukungan diplomatik, bantuan ekonomi, atau intervensi politik langsung. Dukungan dari negara-negara Arab juga memainkan peran penting dalam mendorong dialog antara Israel dan Palestina. Pada tingkat kemanusiaan, situasi di Gaza dan Tepi Barat tetap memprihatinkan. Blokade yang berkepanjangan, kurangnya akses kebutuhan dasar, serta kekerasan yang berulang telah menciptakan krisis kemanusiaan yang serius. Bantuan internasional dan upaya untuk memfasilitasi akses kemanusiaan harus ditingkatkan untuk meringankan penderitaan warga sipil di daerah tersebut.

Situasi di Palestina terus mengalami eskalasi yang signifikan akibat serangan terbaru oleh Israel. Serangan ini menambah panjang daftar konflik dan kekerasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun, mengakibatkan krisis kemanusiaan yang semakin parah di wilayah tersebut. Serangan terbaru ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan politik, serangan roket dari kelompok militan Palestina, dan kebijakan kontroversial Israel di wilayah pendudukan. Respons militer Israel yang sering kali bersifat destruktif telah menimbulkan korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak. Infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya juga rusak, memperburuk kondisi kehidupan warga yang sudah sangat memprihatinkan.

Dampak dari serangan ini meluas ke berbagai aspek kehidupan warga Palestina. Selain kerugian materi dan korban jiwa, trauma psikologis akibat kekerasan yang terus-menerus menambah beban mental yang berat bagi masyarakat setempat. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketakutan dan ketidakpastian, yang berpotensi menghambat perkembangan mereka secara fisik dan mental. Komunitas internasional bereaksi terhadap serangan ini dengan berbagai cara. Beberapa negara mengutuk tindakan Israel dan menyerukan penghentian segera kekerasan serta dimulainya kembali dialog damai. Organisasi kemanusiaan berupaya memberikan bantuan darurat, meskipun akses ke wilayah konflik sering kali terbatas oleh blokade dan hambatan lainnya.

Namun, meskipun ada seruan global untuk perdamaian, upaya diplomatik sering kali terhambat oleh kepentingan politik yang kompleks dan sikap keras dari kedua belah pihak. Pemerintah Israel mengklaim bahwa tindakan mereka adalah bentuk pembelaan diri terhadap serangan militan, sementara pihak Palestina bahwa Israel melakukan tindakan agresi yang tidak proporsional dan melanggar hukum internasional.

Dalam pandangan saya, solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ini harus melibatkan lebih dari sekadar gencatan senjata. Diperlukan upaya diplomatik yang serius dan berkelanjutan untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Ini termasuk menghormati hak asasi manusia, mengakhiri pendudukan, dan mendukung pembangunan ekonomi serta sosial di Palestina. Masyarakat internasional memiliki peran penting dalam memfasilitasi dialog dan menyediakan platform untuk negosiasi yang adil.

Tanpa komitmen yang tulus dari semua pihak untuk menghentikan kekerasan dan mencari solusi damai, siklus kekerasan dan penderitaan di Palestina akan terus berlanjut, mengancam stabilitas kawasan dan menciptakan krisis kemanusiaan yang lebih besar. Maka olehnya itu kami cinta kemanusiaan, kami peduli keadilan, dan kami mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Merdeka! Wallahu ‘alam bissawab. (*)

Exit mobile version