DARUBA, NUANSA – Ini kabar tidak menyenangkan bagi petani cengkih dan pala di Kabupaten Pulau Morotai. Betapa tidak, harga komoditi ini terus mengalami penurunan signifikan bersamaan dengan musim panen.
Anjloknya harga pala dan cengkih ini disampaikan salah satu pembeli komoditi rempah, Nando, pengelola Toko Gudang Cengkih di Jalan Pelabuhan Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan.
Kepada Nuansa Media Grup (NMG), Nando mengaku, sementara ini harga cengkih di Morotai Rp70 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, sekitar dua bulan lalu dihargai Rp120 ribu per kilogram.
“Jadi harganya turun pelan-pelan Rp70 ribu per kilogram sampai sekarang. Kalau pala torang beli di sini dari Rp80 ribu sampai Rp85 ribu per kilo. Kalau bunga pala (fuli) itu Rp200 sampai Rp205 ribu. Kalau cokelat agak naik dari harga Rp70 ribu kemarin, sekarang naik Rp80 ribu,” ujar Nando, Selasa (30/7).
Menurut Nando, menurunnya harga komoditi unggulan Maluku Utara itu disebabkan panen yang melimpah di seluruh Indonesia.
“Itu karena adanya panen raya di seluruh Indonesia, makanya harganya juga turun. Jadi stoknya semakin banyak, sedangkan pembeli semakin sedikit. Sehingga keperluan dan kebutuhan mengurang, misalnya pabrik-pabrik rokok punya stok sudah terlalu banyak, jadi tetap dorang sudah tidak mau ambil. Makanya harganya turun di situ,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Nidia, pengelola Toko Gudang Pala di Jalan Poros Gotalamo, Desa Gotalamo, Kecamatan Morotai Selatan. Ia mengaku, harga pala juga mengalami penurunan yang signifikan.
“Kalau pala yang botak, yang tidak ada lubang-lubangnya dan masih mulus itu harganya Rp80 ribu per kilo. Itu harga sudah turun. Kalau sebelumnya itu harganya Rp90 ribu. Sedangkan fuli Rp200 ribu, sebelumnya itu sekitar Rp210 ribu per kilo,” pungkasnya. (ula/tan)