Daerah  

Bawa Keranda Mayat, Massa Aksi Sebut Pemerintahan JUJUR Telah Mati

Replika keranda mayat digotong menuju kantor Bupati Halmahera Barat. (Haryadi/NMG)

JAILOLO, NUANSA – Massa aksi yang tergabung dalam Front Masyarakat Peduli (FMP) Halmahera Barat menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (17/9). Dalam aksi tersebut, mereka menggotong replika keranda mayat di kantor Bupati Halbar.

Koordinator aksi, Sahrir Jasmin, dalam orasinya menyampaikan keranda yang dibawa ini sebagai aksi protes terhadap seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemkab Halbar yang tidak berkantor pasca libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sehingga itu, massa aksi menganggap Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat di bawah kepemimpinan Bupati James Uang dan Wakil Bupati Djufri Muhamad telah mati.

“Jadi kami menganggap pemerintahan JUJUR saat ini sudah mati. Sebab di hari kerja ini, kepala dinasnya tidak ada satu pun yang masuk berkantor, sehingga kami menduga kepala dinas telah tiada, entah dipanggil pimpinan atau dipanggil Tuhan,” ujar Sahrir.

Dalam aksi tersebut, massa membawa sejumlah tuntutan terkait persoalan di Halmahera Barat di bawah kendali James-Djufri. Salah satunya, transparansi soal pembayaran utang dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp208 miliar. Sayangnya, OPD terkait dalam hal ini Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) tidak masuk berkantor.

“Sampai sejauh ini, Bupati James Uang sendiri yang bilang tidak mengerti dan paham akan hal ini. Demikian pula Djufri Muhamad juga sama. Begitu juga Pj Sekda yang baru dilantik itu alasannya tidak mengetahui juga soal pembayaran utang dana PEN,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya meminta agar kepala BKAD terbuka dan transparan soal penggunaan dana PEN serta pembayaran utang bunga PEN tersebut. (adi/tan)

Exit mobile version