google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Daerah  

Indeks Pembangunan Manusia di Kota Ternate Tertinggi se-Maluku Utara 

Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Thamrin Marsaoly.

TERNATE, NUANSA – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ternate tahun 2025 tercatat mencapai sekitar 83 poin atau masuk kategori tinggi, sekaligus menjadi yang tertinggi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Maluku Utara.

Capaian tersebut disampaikan Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Thamrin Marsaoly, merujuk pada rilis terbaru IPM Maluku Utara 2024–2025. Angka IPM Ternate tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang berada di kisaran 82 poin.

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0

“Kalau untuk IPM tahun ini kita dapat kurang lebih 83. Artinya, standar indikator IPM itu sudah masuk kategori bagus. Dan ini yang tertinggi di kabupaten/kota se-Maluku Utara,” ujar Thamrin, Selasa (23/12).

Ia menjelaskan, IPM merupakan indikator komposit yang mengukur tiga aspek utama pembangunan manusia, yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Peningkatan IPM Ternate menunjukkan adanya pertumbuhan yang relatif seimbang pada ketiga sektor tersebut.

Menurutnya, untuk indikator ekonomi secara makro di Maluku Utara memang didominasi oleh Kabupaten Halmahera Tengah. Namun, dari sisi kualitas pembangunan manusia, Kota Ternate masih berada pada posisi teratas.

“Indeks Pembangunan Manusia itu ukurannya pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Kalau ekonomi makro, full memang ada di Halmahera Tengah, tapi IPM tertinggi tetap di Kota Ternate,” ucapnya.

Terkait upaya mempertahankan capaian tersebut, Pemkot Ternate memastikan berbagai program pembangunan akan terus disesuaikan setiap tahunnya. Pemerintah optimistis IPM Ternate pada tahun 2026 setidaknya dapat dipertahankan pada angka yang sama.

“Untuk 2026, kita optimistis bisa bertahan di angka itu. Di Ternate kampus cukup banyak, aktivitas ekonomi juga masih terjaga,” terangnya.

Meski demikian, Pemkot Ternate mengakui masih adanya tantangan pemerataan pembangunan, khususnya antara pusat kota dan tiga kecamatan terluar, yakni Batang Dua, Moti, dan Hiri. Salah satu fokus utama pemerintah adalah pemenuhan tenaga pendidik dan pembangunan infrastruktur dasar.

“Pemerataan ini yang paling penting itu infrastruktur dan guru. Di Batang Dua dan Moti memang masih ada kekurangan guru, dan itu sedang kita suplai, termasuk melalui skema PPPK paruh waktu,” ungkapnya.

Thamrin menyebutkan, Batang Dua menjadi kecamatan dengan kebutuhan guru paling besar, dengan kekurangan sekitar 25 tenaga pendidik, yang saat ini sedang dalam proses pemenuhan.

Selain pendidikan, Pemkot Ternate juga mendorong penguatan ekonomi di wilayah pulau terluar berbasis potensi lokal. Batang Dua diarahkan sebagai sentra perikanan dan pertanian, khususnya komoditas kelapa, sementara Moti difokuskan pada sektor perikanan dan pertanian rakyat.

“Batang Dua itu sentra perikanan dan pertanian. Kelapa sekarang harganya bagus dan menopang ekonomi masyarakat. Moti juga begitu, perikanan dan pertanian akan terus kita dorong. Ke depan, program-program pengembangan ekonomi di pulau terluar akan disusun oleh dinas teknis agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat, sehingga pemerataan pembangunan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kualitas hidup warga,” pungkasnya. (udi/tan)

google.com, pub-1253583969328381, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Exit mobile version