JAILOLO, NUANSA – Warga Desa Tuguaer, Kecamatan Ibu Selatan, merindukan sosok kepemimpinan Dany Missy di Kabupaten Halmahera Barat. Hal itu disampaikan warga saat paslon DINAMIS menggelar kampanye di desa setempat, Rabu (9/10) malam.
Warga mengaku mendukung paslon DINAMIS karena bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di masa kepemimpinan bupati Dany Missy pada periode 2016-2021 tidak lagi didapatkan pada masa kepemimpinan James Uang-Djufri Muhamad (JUJUR).
“Di masa pemerintahan James-Djufri, bantuan PKH dari pemerintah pusat tidak lagi dirasakan oleh masyarakat Desa Tuguaer,” ucap Pimpinan Gereja Masehi Advent Desa Tuguaer, Yawan Nital.
“ATM-nya ada, tapi tidak disalurkan uangnya sampai sekarang, istri punya sampai sekarang kartunya ada tapi uangnya tidak ada,” sambungnya.
Menurutnya, di masa kepemimpinan Dany Missy, program keluarga harapan sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Tuguaer. Namun di masa James-Djufri, justru berbanding terbalik. Bukan saja masalah bantuan PKH, namun masa kepemimpinan James-Djufri ini bantuan alat petani juga hanya dimiliki segelintir orang.
“Kepemimpinan James ini, alat-alat petani ada yang hanya dimiliki oleh tim-timnya, jadi semua aktivitas pertanian itu macet,” katanya dengan nada kesal.
Menurut Yawan, kalau di masa pemerintahan Dany Missy, sektor pertanian di Desa Tuguaer semuanya berkembang, alat-alat pertanian bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Jadi kami yang bukan pendukung Pak James torang setengah mati. Padahal sebelumnya Desa Tuguaer adalah lumbung pertanian juga,” tuturnya.
Ia berharap, pilkada 2024 ini Dany Missy-Iksan Husain bisa memimpin Halmahera Barat.
“Jadi saya mengajak semua teman-teman untuk bekerja keras memenangkan pasangan DINAMIS di Pilkada Halbar 2024 ini,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, tokoh masyarakat Desa Tuguaer, Herlinus Pipa, menyampaikan kepemimpinan Dany Missy saat menjabat bupati Halmahera Barat tahun 2016-2021 semua program dan infrastrukturnya berjalan bagus.
Selain itu, di masa kepemimpinan Dany Missy, semua permintaan program desa berjalan terakomodir dengan baik. Sedangkan di masa pemerintahan James-Djufri, kurang lebih tiga tahun setengah infrastruktur di Halbar ini macet, khususnya di sektor pertanian.
“Jalan-jalan pertanian tidak diperhatikan, bahkan tong kasih naik di sana juga susah,” tandasnya. (adi/tan)